Virus corona yang digunakan dalam pengujian itu akan sebelumnya dipurifikasi untuk memastikan bahwa virus itu adalah yang saat ini banyak beredar di masyarakat. Jumlah dosisnya pun akan dibatasi agar tidak membuat sistem imun tubuh kewalahan.
Pengujian ini akan dipimpin oleh universitas ternama Inggris, Imperial College London. Sementara hVivo, perusahaan riset virologi yang berbasis di London, akan menjadi pihak yang menjalankannya.