LIPI: Sirkulasi Udara Kunci Lingkungan Kerja Bebas Covid-19

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 23 September 2020 | 21:06 WIB
LIPI: Sirkulasi Udara Kunci Lingkungan Kerja Bebas Covid-19
Ilustrasi virus corona Sars-Cov-2 yang memicu Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Pusat Penelitian Metalurgi dan Material Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Nurul Taufiqu Rochman mengatakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan kerja di masa pandemi Covid-19 adalah meningkatkan sirkulasi udara pada ruang kerja.

"Peningkatan sirkulasi udara di area ruang kerja dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan ventilasi udara dan sinar matahari masuk ruangan kerja, serta pembersihan filter AC," kata Nurul dalam seminar virtual "Strategi Peningkatan Kualitas Udara Lingkungan Kerja untuk Meminimalisasi Covid-19," di Jakarta, Rabu (23/9/2020).

Namun, upaya itu perlu diikuti dengan edukasi bagi pekerja untuk meningkatkan kesadaran sumber daya manusia akan pentingnya kesehatan lingkungan kerja.

Nurul menuturkan Covid-19 yang disebabkan oleh virus Sars-CoV-2 pada kasus tertentu dapat menimbulkan penyakit berat pada manusia, seperti pneumonia, gagal ginjal, hingga sindrom pernafasan akut yang menyebabkan kematian.

Baca Juga: Covid-19 Bisa Dikalahkan, Warga Wuhan Kini Sudah Bisa Clubbing

Penularan virus itu bisa terjadi melalui penularan droplet dan aerosol yang mengandung virus pada hidung atau mulut dari orang yang terjangkit melalui udara, saat batuk atau bersin. Hasil dari droplet yang mengandung virus, mampu menempel pada permukaan benda dan bertahan selama 2-3 hari.

"Virus ini juga dapat berada pada udara (airborne)," ujar Nurul seperti dilansir Antara.

Nurul menuturkan partikel aeorosol yang berukuran kurang dari lima mikron mampu menyebar di udara dalam waktu 3-8 jam.

Dengan demikian, orang yang rentan bila menghirup aerosol dapat terinfeksi jika aerosol itu mengandung virus dalam jumlah cukup. Faktor itu dapat diperparah oleh kualitas udara yang kurang baik pada lingkungan tersebut.

Gugus Tugas Covid-19 menuturkan penambahan kasus baru banyak berasal dari lingkungan kerja. Masalah sirkulasi udara yang buruk, kurangnya menjaga jarak, dan tidak disiplin dalam menggunakan masker, diperkirakan menjadi penyebabnya.

Baca Juga: Kabar Baik! Sehari Pasien Sembuh di Sumsel Capai 99 Orang

Di Jakarta, tercatat kualitas udara dari data AirVisual per tanggal 10 September 2020 menunjukkan nilai air quality index (AQI) sebesar 157 dan kualitas udara ibukota dinyatakan tidak sehat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI