"Kami tidak tahu mengapa kehidupan di Bumi membuat gas itu, tetapi masuk akal bahwa hanya kehidupan yang bisa menghasilkannya," tambah Sousa-Silva.
Dengan mempertimbangkan kehadiran fosfin, tim ilmuwan internasional menggunakan dua teleskop berbasis darat, yaitu James Clerk Maxwell Telescope di Hawaii dan Atacama Large Millimeter Array di Chili untuk mencari kemungkinan tanda fosfin di atmosfer Venus.
Para ahli kemudian menemukan gas itu dengan konsentrasi lima hingga 20 bagian per miliar di atmosfer Venus. Jumlah itu cukup banyak jika membandingkannya dengan berapa banyak fosfin yang ditemukan di Bumi.
Meski begitu, para ahli tidak bisa memastikan segalanya benar. Para astronom harus memastikan bahwa gas tersebut memang benar-benar fosfin karena deteksinya tidak terlalu kuat dan para ahli mengakui adanya kemungkinan gas lain, seperti sulfur dioksida.
![Ilustrasi Astronomi. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/05/26/37966-astronomi.jpg)
Pengamatan lebih lanjut terhadap atmosfer Venus diperlukan untuk benar-benar memastikan keberadaan fosfin. Jika deteksi fosfin dikonfirmasi, maka para ahli dapat bekerja untuk mencari tahu dari mana asalnya.
Mungkin kehidupan bukanlah penjelasan terbaik karena wilayah tersebut masih merupakan tempat yang mengerikan dan ekstrem untuk kehidupan bertahan hidup, bahkan bagi mikroorganisme yang paling tangguh.
Namun, jika penjelasan terbaik adalah tanda kehidupan, penemuan ini dapat meningkatkan pengaruh Venus sebagai tempat untuk dikunjungi di masa depan. Terlepas dari lokasi dekatnya dengan Bumi, sebagian besar Venus belum dijelajahi selama beberapa dekade terakhir karena Mars memiliki lebih banyak perhatian.
Mengonfirmasi fosfin di Venus dapat mendorong terciptanya misi perburuan mikroba baru ke planet tersebut, meski syarat untuk jenis misi seperti itu kemungkinan besar harus lebih ketat daripada sebelumnya untuk mencegah kontaminasi lingkungan Venus.
Selain itu, menemukan bukti kuat kehidupan di Venus juga akan mengubah pemahaman manusia tentang apa yang membuat planet layak huni. Selama pencarian kehidupan di luar Bumi, para ahli hanya berfokus pada planet yang sangat mirip dengan Bumi.
Baca Juga: Lebih Panas dari Seharusnya, Bulan Jupiter Diduga Punya Lautan
"Jika itu benar mikroba, maka kehidupan benar-benar berbeda dan dapat menciptakan makhluk di lingkungan yang mungkin tidak pernah kita duga," kata Sarah Rugheimer, ahli astrobiologi di Jesus College, Oxford, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.