Lebih Panas dari Seharusnya, Bulan Jupiter Diduga Punya Lautan

Senin, 14 September 2020 | 07:45 WIB
Lebih Panas dari Seharusnya, Bulan Jupiter Diduga Punya Lautan
Planet Jupiter. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bulan Jupiter memiliki suhu lebih panas dari seharusnya. Sebelumnya, diperkirakan bahwa sebagian besar suhu panas ini berasal dari Jupiter sendiri, tetapi sekarang ada hipotesis baru yang menyebut bulan-bulan planet raksasa itu saling memanaskan.

Jupiter tidak bertindak sebagai api unggun untuk satelit alami di sekitarnya, tetapi karena massanya yang besar dan membuatnya mendorong lalu menarik bulannya, itu menghasilkan panas. Ini adalah efek yang dikenal sebagai pemanasan pasang surut.

Model baru dalam penelitian ini melihat pemanasan dari bulan ke bulan dan menemukan bahwa interaksi gravitasi yang bulan-bulan itu miliki satu sama lain bisa, cukup untuk menyebabkan lebih banyak pemanasan pasang surut daripada planet yang diorbit.

"Ini temuan yang mengejutkan karena bulan-bulan itu jauh lebih kecil dari Jupiter," kata Hamish Hay, ilmuwan planet dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, seperti dikutip Science Alert, Senin (14/9/2020).

Baca Juga: Gunakan Tikus, Astronom Cegah Melemahnya Otot dan Tulang di Luar Angkasa

Salah satu Bulan Jupiter, Ganymede. [Sci.esa.int]
Salah satu Bulan Jupiter, Ganymede. [Sci.esa.int]

Penemuan baru ini diharapkan akan membantu para astronom mempelajari lebih lanjut tentang evolusi sistem bulan Jupiter secara keseluruhan. Sejauh ini setidaknya ada 79 Bulan Yovian yang diketahui, dengan Io, Europa, Ganymede, dan Callisto adalah empat bulan terbesar Jupiter.

Para ilmuwan berpikir, empat bulan besar ini cukup panas untuk menyembunyikan lautan air cair di bawah permukaannya, sementara Io cukup panas untuk menampung lebih dari 400 gunung berapi aktif. Dengan kata lain, jelas ada sesuatu yang mencegah bulan-bulan ini membeku di luar angkasa.

Pemanasan pasang surut bekerja melalui resonansi pasang surut, di mana bulan-bulan ini pada dasarnya bergetar pada frekuensi tertentu dan ini adalah fenomena yang terjadi di wilayah mana pun yang memiliki air, termasuk di Bumi.

"Resonansi menciptakan lebih banyak pemanasan. Pada dasarnya, jika kita mendorong objek atau sistem apa pun dan melepaskannya, itu akan goyah pada frekuensi alaminya sendiri," tambah Hay.

Dalam perhitungan frekuensi alami inilah para ilmuwan membuat penemuan dan menyebut resonansi pasang surut Jupiter saja tidak cocok dengan ukuran lautan yang diperkirakan ada di bulan-bulan tersebut.

Baca Juga: Pindai 10 Juta Bintang, Ilmuwan Gagal Deteksi Tanda-tanda Keberadaan Alien

Jika gaya gravitasi dari bulan itu sendiri juga ditambahkan, maka gaya pasang surut sesuai dengan perkiraan saat ini dari lautan yang mungkin disimpan bulan. Tim ahli berpikir pemanasan pasang surut secara keseluruhan mungkin cukup untuk mencairkan es dan batu di dalam bulan.

Penampakan Bulan Keenam Jupiter, Europa. [NASA]
Penampakan Bulan Keenam Jupiter, Europa. [NASA]

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Geophysical Research Letters, para ilmuwan mengatakan, telah memiliki dasar yang baik untuk mengeksplorasi fenomena tersebut lebih jauh. Pendekatan yang sama, dapat membantu mengidentifikasi kemungkinan adanya lautan lebih jauh di luar angkasa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI