Suara.com - Bagi banyak orang, 10 menit dari smarpthone terasa seperti seumur hidup. Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan dokter kulit, mungkin mendorong Anda untuk mengurangi waktu memandang layar smartphone.
Dr Shyamalar Gunatheesan, Konsultan Dermatologi di Yayasan Kulit dan Kanker di Klinik Psoriasis dan Kuku Biologis, telah memperingatkan bahwa cahaya biru dari ponsel cerdas sama buruknya dengan matahari bagi kulit Anda.
Berbicara kepada A Current Affair, Dr Gunatheesan menjelaskan bahwa lima hari kerja di depan perangkat digital, dapat memiliki dampak yang sama pada kulit seperti 25 menit di bawah sinar matahari.
“Dibutuhkan sekitar tujuh menit untuk benar-benar menjadi cokelat. Jadi itu penting. Paparan cahaya biru, terutama yang lama, periode yang lama, Anda akan mendapatkan lebih banyak hiperpigmentasi, sehingga perubahan warna coklat itu bisa terjadi. Kami melihatnya sebagai predisposisi penuaan kulit, bintik-bintik pada kulit, dan sedikit dehidrasi," jelasnya dilansir laman Mirror, Minggu (13/9/2020).
Baca Juga: Penelitian Terbaru Sebut Masker Bisa Bikin Kebal terhadap Covid-19
Menurut Dr Gunatheesan, cara termudah untuk melindungi kulit Anda adalah dengan membatasi jumlah waktu yang dihabiskan untuk perangkat Anda.
"Ini baik untuk kondisi mental Anda, tetapi juga baik untuk mata dan kulit Anda," tegasnya.
Sebagai alternatif, pengguna ponsel cerdas aktif harus mempertimbangkan menggunakan produk perawatan kulit yang mengandung antioksidan termasuk Vitamin B3 atau Vitamin C.
“Tabir surya biasa tidak menghalangi cahaya biru karena itu dalam spektrum yang terlihat. Oksida besi adalah penghambat cahaya tampak terbaik. Jadi, tabir surya berwarna atau riasan berwarna yang mengandung oksida besi sebenarnya lebih baik daripada tabir surya yang kita miliki sekarang,” pungkas Dr Gunatheesan.
Baca Juga: Penelitian Terbaru: Antibodi Covid-19 Menurun Cepat dalam 1 Bulan