Suara.com - Selama ini, sejumlah laporan mengindikasikan bahwa ByteDance tetap berkeinginan agar TikTok tetap beroperasi di Amerika Serikat, kendati mereka harus menjual aplikasi tersebut ke tangan perusahaan asal Amerika Serikat (AS).
Meski begitu, rencana penjualan TikTok ke perusahaan asal Negeri Paman Sam, sepertinya tidak akan berjalan mulus karena pemerintah China tidak menyukai hal tersebut.
Menurut kutipan Ubergizmo, Minggu (13/9/2020), mengungkapkan bahwa pemerintah China lebih memilih aplikasi tersebut dilarang dan ditutup operasinya di AS daripada harus melepasnya.
Konon, jika China mengizinkan ByteDance menjual TikTok ke tangan AS, maka negara tersebut akan dinilai lemah dan tidak bisa menyaingi superioritas AS.
Baca Juga: Pengguna Android, Waspadai Aplikasi TikTok Pro Palsu!
Padahal di sisi lain, AS semena-mena mengembargo segala jenis transaksi perdagangan untuk Huawei yang notabene berasal dari China.
Meski begitu, ByteDance saat ini masih mengupayakan agar TikTok bisa beroperasi di AS. Agar tidak diambilalih sepenuhnya oleh perusahaan asal AS, ByteDance akan mempertahankan sebagian saham mereka.
Sedangkan untuk meyakinkan pemerintah AS bahwa TikTok bukanlah aplikasi mata-mata, ByteDance tidak keberatan jika struktur manajemen mereka di AS diubah total, sesuai regulasi di negara tersebut.