Kehilangan Nafsu Makan pada Anak, Bisa Jadi Tanda Terinfeksi Virus Corona

Jum'at, 11 September 2020 | 12:30 WIB
Kehilangan Nafsu Makan pada Anak, Bisa Jadi Tanda Terinfeksi Virus Corona
Ilustrasi anak kehilangan nafsu makan. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ahli memperingatkan jika anak-anak membawa pulang bekal makan yang tidak dimakan, itu bisa menjadi tanda virus Corona (Covid-19). Para ilmuwan menemukan, lebih dari sepertiga anak usia sekolah yang terinfeksi penyakit ini, menderita kehilangan nafsu makan.

Orang tua dan guru sekarang diperingatkan untuk mewaspadai gejala penyakit yang kurang dikenal saat sekolah dibuka kembali dan risiko infeksi meningkat. Tim ahli dari King's College London (KCL), telah memantau ratusan anak yang terinfeksi menggunakan aplikasi seluler pelacak gejala Covid-19.

Para ilmuwan menemukan, mayoritas remaja yang dites positif tidak menunjukkan tanda-tanda dasar virus, seperti batuk terus-menerus, demam, atau kehilangan penciuman.

Tim ahli justru menemukan bahwa sebagian besar anak muda yang terinfeksi, cenderung melewatkan makan, menderita sakit kepala, dan merasa lelah. Aplikasi ini juga menemukan satu dari enam anak di bawah 18 tahun mengalami ruam kulit yang biasanya sangat gatal.

Baca Juga: Awas, Kesulitan Menelan Makanan Bisa Jadi Tanda Kanker Paru-Paru

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

National Health Service (NHS) saat ini hanya menyarankan orang untuk menjalani tes jika mengalami demam, batuk terus-menerus, dan kehilangan indera penciupan atau pengecapan.

Semakin banyak gejala Covid-19 yang dilaporkan saat dokter dan ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang virus tersebut. Peneliti KCL telah mengidentifikasi setidaknya 20 gejala, yang berkisar dari sakit tenggorokan ringan dan batuk kering hingga munculnya ruam dan bahkan psikosis.

Tim ahli yang menjalankan aplikasi Covid-19 Symptom Tracker, telah mengumpulkan data dari orang yang melaporkan gejala dan hasil tesnya selama berbulan-bulan.

Para ilmuwan telah meminta lebih dari seperempat juta anak usia sekolah mendaftar dan menggunakan aplikasi dengan bantuan orang tua.

Temuan ini berdasarkan data dari 198 anak dengan tes positif dan 15.800 tes negatif. Tim ahli menemukan, 52 persen anak-anak yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala dasar apapun seperti yang memengaruhi orang dewasa, seperti batuk, demam, atau kehilangan penciuman.

Baca Juga: Sering Lapar Selama Siklus Menstruasi? Ternyata Ini Sebabnya

Sepertiga anak yang terinfeksi Covid-19 bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Ini memperkuat temuan sebelumnya bahwa banyak yang tidak menunjukkan gejala.

Lima gejala teratas yang ditemukan pada anak di bawah 18 tahun yang terinfeksi Covid-19 adalah 55 persen kelelahan, 53 persen sakit kepala, 49 persen demam, 38 persen sakit tenggorokan, dan 35 persen kehilangan nafsu makan.

Aplikasi tersebut juga menemukan bahwa satu dari enam anak-anak yang dites positif mengalami ruam kulit. Ini berbeda dibandingkan dengan data aplikasi pada orang dewasa, di mana 87 persen kelelahan, 72 persen sakit kepala, 60 persen kehilangan indera penciuman, 54 persen batuk terus-menerus, dan 49 persen sakit tenggorokan.

"Membuat anak-anak kembali ke sekolah dan mempertahankan mereka di sekolah adalah prioritas, jadi penting bagi kita untuk memahami bagaimana Covid-19 memengaruhi anak-anak dan menyoroti potensi perbedaan gejala," kata Tim Spector, profesor epidemiologi genetik di KCL dan pencipta aplikasi Covid-19, seperti dilansir dari Dailymail, Jumat (11/9/2020).

Dengan mengetahui bahwa anak-anak jarang yang memiliki gejala pernapasan dan lebih mungkin menderita sakit kepala, kelelahan, dan ruam kulit akan membantu orang tua membuat keputusan yang tepat untuk menjaga anak-anak di rumah sampai merasa lebih baik.

Ilustrasi anak batuk, pilek dan demam. (Shutterstock)
Ilustrasi anak batuk, pilek dan demam. (Shutterstock)

Para ilmuwan di Irlandia Utara juga menemukan, diare, muntah, dan kram perut jauh lebih sering terjadi pada anak-anak yang terinfeksi Covdi-19, daripada orang dewasa.

Di sisi lain, para pejabat mengatakan bahwa itu terlalu samar dan sistem akan kewalahan dengan banyak orang yang khawatir jika semua anak-anak sakit perut dan mengira menderita Covid-19. Ilmuwan dari Queen's University Belfast mengatakan, tanda-tanda yang berhubungan dengan usus sangat terkait dengan penyakit pada anak-anak sehingga gejala itu harus dipertimbangkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI