Ternyata, Makan Kacang-Kacangan Bisa Turunkan Emisi Karbondioksida

Kamis, 10 September 2020 | 13:30 WIB
Ternyata, Makan Kacang-Kacangan Bisa Turunkan Emisi Karbondioksida
Ilustrasi kacang-kacangan. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Produk makanan berbasis kacang-kacangan, ternyata dapat menghilangkan emisi karbondioksida (CO2) setara 16 tahun pada 2050.

Penelitian yang telah dipublikasikan jurnal Nature Sustainability, para peneliti dari Amerika Serikat menghitung bahwa penyerapan luas dari alternatif protein nabati seperti itu, dapat membebaskan lahan untuk mendukung lebih banyak ekosistem yang menyerap karbon.

Saat ini, sekitar 83 persen dari lahan pertanian dunia dikerahkan untuk produksi berbasis daging dan susu - yang sebagian besar hanya menghasilkan emisi yang rendah.

Padahal, para peneliti berpendapat bahwa mengonsumsi kacang-kacangan merupakan cara yang lebih baik untuk memerangi perubahan iklim daripada menunggu teknologi skala besar yang 'belum terbukti' keampuhannya.

Baca Juga: Tak Hanya Pandai Meniru, Kemampuan Burung Ini Mirip Truk Sampah

Ilustrasi emisi karbon dioksida dari industri (Shutterstock).
Ilustrasi emisi karbon dioksida dari industri (Shutterstock).

"Potensi terbesar untuk pertumbuhan kembali hutan, dan manfaat iklim yang ditimbulkannya, ada di negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas," kata Matthew Hayek, penulis studi dari Universitas New York, seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (10/9/2020).

"Ini adalah tempat di mana manusia mengurangi konsumsi daging dan produk susu yang akan berdampak relatif kecil pada ketahanan pangan," imbuhnya.

Dalam studi tersebut, Profesor Hayek dan rekannya memetakan wilayah dunia di mana penggunaan lahan untuk produksi makanan yang bersumber dari hewan herbivora.

"Kami hanya memetakan wilayah di mana benih dapat menyebar secara alami, tumbuh dan berkembang biak menjadi hutan lebat dengan keanekaragaman hayati dan ekosistem lain yang bekerja untuk menghilangkan karbon dioksida bagi kami. "Hasil kami mengungkapkan lebih dari 7 juta kilometer persegi di mana hutan akan cukup basah untuk tumbuh kembali dan berkembang secara alami, secara kolektif seluas Rusia," lanjut Profesor Hayek.

Melalui penelitian ini, para peneliti berpendapaf bahwa permintaan lahan untuk produksi daging dapat diturunkan secara drastis, bahkan mampu membantu menahan emisi bahan bakar fosil selama 9–16 tahun pada pertengahan abad ini.

Baca Juga: Kerusakan Paru-paru Pasien Covid-19 Disebut Bisa Membaik dalam 3 Bulan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI