Kontroversial, Para Ahli Usulkan Cara Baru Alokasi Vaksin Covid-19 Pertama

Selasa, 08 September 2020 | 12:30 WIB
Kontroversial, Para Ahli Usulkan Cara Baru Alokasi Vaksin Covid-19 Pertama
Peneliti berupaya menciptakan vaksin virus corona. (ANTARA/Shutterstock/am.)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komite dari Akademi Ilmu Pengetahuan, Teknik, dan Kedokteran Nasional atas perintah dari Pusat Pengendalian Penyakit dan Institut Kesehatan Nasional, telah mengusulkan cara baru mengalokasikan vaksin.

Setelah vaksin virus Corona (Covid-19) yang aman dan efektif tersedia, orang pertama yang mendapat suntikan vaksin harus dipilih.

Para ahli merekomendasikan petugas kesehatan menjadi prioritas utama. Orang dewasa yang lebih tua dalam situasi tinggal bersama, juga akan menjadi bagian dari vaksinasi pertama.

Namun, rekomendasi tersebut ditolak oleh para pengajar di Johns Hopkins University dan University of Southern California, yang telah mempelajari ekonomi kesehatan dan epidemiologi selama puluhan tahun.

Baca Juga: Bertemu WHO, Perusahaan China Bahas Syarat Persetujuan Vakin Covid-19

Setelah melihat secara langsung risiko nyata dari penyebaran Covid-19 yang cepat dan tanpa gejala di antara orang dewasa yang lebih muda, para ahli tidak setuju dengan beberapa rekomendasi tersebut.

Ilustrasi seorang lelaki di laboratorium. [Shutterstock]
Ilustrasi seorang lelaki di laboratorium. [Shutterstock]

Penyebaran asimtomatik berdampak pada penutupan sekolah dan universitas secara nasional dan mengancam masyarakat sekitar.

Para ahli di Johns Hopkins University dan University of Southern California berpendapat bahwa pandemi ini membutuhkan model berbeda untuk membuat pilihan vaksinasi.

Setelah merawat pekerja penting, vaksinasi harus diberikan kepada penular terbesar virus yang kebanyakan kaum muda dan kemudian kepada yang paling rentan.

Para ahli mengambil pelajaran dari epidemi flu H1N1 pada 2009, yang menewaskan sekitar 500.000 orang di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, Presiden Barack Obama menyatakan, penyebaran itu sebagai keadaan darurat nasional.

Baca Juga: China Pamer Vaksin Covid-19, Target Meluncur Akhir 2020

Sebuah vaksin kemudian dikembangkan pada awal musim gugur 2009. Namun, hanya 16 juta dosis yang awalnya tersedia. CDC diminta untuk membuat beberapa keputusan yang sulit tentang alokasi, sementara beberapa negara bagian meminta sepuluh kali lipat jumlah alokasi.

Pada akhirnya, CDC mengalokasikan vaksin secara ketat sesuai dengan jumlah penduduk suatu negara bagian, yaitu per kapita. Negara kemudian mengalokasikannya, seringkali dengan prioritas pada bayi dan orang tua, bersama dengan orang-orang yang berisiko tinggi.

Prioritas ini telah menjadi kebijakan publik setidaknya sejak pandemi influenza tahun 1957-1958.

Namun, penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa cara yang lebih baik untuk melindungi orang tua adalah dengan mengendalikan penyebaran di antara kaum muda.

Salah satu pelajaran dari pandemi masa lalu ini menunjukkan bahwa memvaksinasi kemungkinan penyebar asimtomatik lebih awal dapat mencegah berbagai infeksi dengan orang lain.

Pengalaman beberapa bulan terakhir menunjukkan, betapa pentingnya memeriksa penularan Covid-19.

Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]
Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]

Penelitian baru-baru ini menemukan bahwa sedikitnya 10 persen dari pasien yang terinfeksi menyebabkan 80 persen kasus infeksi. Hal yang membuatnya semakin sulit adalah hingga 40 persen dari orang yang membawa virus tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Sangat sedikit penyebar Covid-19 berusia lanjut. Orang-orang lebih muda memiliki kecenderungan lebih besar untuk melanjutkan kehidupan sosial di sekolah dan di tempat lain.

Lingkaran sosial itu menjadi tempat paling subur untuk penyebaran Covid-19. Orang-orang muda ini juga memiliki risiko kematian jauh lebih rendah atau gejala yang parah.

Kasus tercatat meningkat pada kelompok usia 15 hingga 25 tahun, kemungkinan tanda lain bahwa orang-orang tersebut mendorong penyebaran virus.

American Academy of Pediatrics and the Children's Hospital Association melaporkan, setidaknya 338.000 anak-anak telah dites positif terkena virus hingga 30 Juli, dengan lebih dari seperempat dari jumlah dites positif hanya dalam dua minggu terakhir.

Tak hanya itu, Los Angeles County menjadi hot spot bagi virus dengan ditemukannya banyak kasus baru. Di California, kaum muda berusia antara 18 hingga 34 tahun juga menyumbang lebih dari sepertiga kasus.

Dengan atau tanpa vaksin, strategi untuk orang yang lebih tua terutama bagi orang tua yang memiliki kondisi medis adalah menghindari kontak dengan calon pembawa virus.

Secara optimal, orang tua akan menurunkan kematian dengan tinggal di rumah dan orang yang lebih muda akan menurunkan infeksi dengan mendapatkan vaksinasi dalam jumlah yang lebih besar.

Ilustrasi manula mengenakan masker. [Shutterstock]
Ilustrasi manula mengenakan masker. [Shutterstock]

Dilansir dari Science Alert, Selasa (8/9/2020), para ahli memperkirakan tekanan dan politik seputar memprioritaskan distribusi vaksin akan semakin kuat. Meskipun strategi semacam itu mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, banyak bukti menunjukkan bahwa ini akan menjadi pendekatan yang tepat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI