Suara.com - Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro, menyampaikan perkembangan terkini vaksin corona buatan Indonesia yang diberi nama Vaksin Merah Putih.
Bambang menyampaikan, Vaksin Merah Putih yang dikembangkan LBM Eijkman saat ini sudah mencapai 40 persen dari keseluruhan tahapan.
"Sedang disiapkan sel mamalia, sel ragi, dan akhir tahun uji pada hewan. Pada sekitar Maret 2021 bibit vaksin bisa diberikan kepada Bio Farma untuk scale up produksi, dimulai uji klinis tahap I,II,III,” jelas Menristek dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/9/2020).
Bambang mengungkapkan, setidaknya Indonesia membutuhkan 300-400 juta ampul vaksin Covid-19, mengingat Indonesia merupakan negara dengan penduduk 260 juta jiwa yang tentunya semuanya membutuhkan vaksin. Oleh karena itu, Bambang menyampaikan pentingnya kemandirian pengembangan vaksin Covid-19.
Baca Juga: Dukung Pengembangan Vaksin Merah Putih, Eijkman Dapat Bantuan Swasta
Pada kesempatan yang sama, ia mengatakan bahwa mutasi pada virus corona tipe SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, tidak akan mengganggu upaya pengembangan vaksin yang saat ini tengah dilakukan.
Ia mengimbau masyarakat agar tidak perlu panik berlebih terhadap mutasi D614G, tapi harus tetap waspada penuh dan disiplin menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19
Setali tiga uang, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio membenarkan hal tersebut. Amin menjelaskan, mutasi virus ini tidak mengubah struktur maupun fungsi dari receptor-binding domain (RBD) atau domain pengikat reseptor yang bertugas menjangkiti bagian protein manusia. Amin mengatakan, kinerja vaksin tidak akan terganggu selama vaksin ditujukan pada RBD yang merupakan bagian dari virus spike yang dijadikan target vaksin.
“Meskipun perubahan terjadi pada _spike protein, namun pada lokasi yang berbeda, sehingga RBD tidak terganggu, selama vaksin ini ditujukan terhadap RBD maka tidak akan mengganggu kinerja vaksin,” terang Amin.
Saat ini, Amin mengatakan bahwa Indonesia telah mengirim 24 sampel virus genom atau whole genom sequencing_ (WGS) SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 ke lembaga global GISAID. Dari 24 sampel virus genom tersebut, sembilan diantaranya mengandung mutasi D614G.
Baca Juga: Selain Eijkman, 4 Lembaga Ini Juga Kembangkan Vaksin Merah Putih