Suara.com - Kantor Kepresidenan Amerika Serikat, Gedung Putih, membalas kritik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setelah seorang pejabat pemerintah AS mengatakan, pihaknya kemungkinan akan menyetujui penggunaan calon vaksin Covid-19 tanpa melewati seluruh tahapan uji coba.
Sebagaimana melansir laman Antara, mengutip dari koran The Washington Post, Kamis (3/9/2020), pemerintahan Presiden Donald Trump tidak akan bergabung dengan aksi dunia mengembangkan, memproduksi, dan mendistribusikan vaksin Covid-19. Langkah ini diambil karena adanya keterlibatan WHO pada usaha bersama tersebut.
Menurut WHO, sejauh ini ada sekitar 172 negara yang terlibat dalam rencana pengembangan vaksin Covid-19 demi memastikan kesetaraan akses ke anti virus.
"Amerika Serikat akan terus bekerja sama dengan mitra di tingkat internasional guna memastikan kita melawan virus ini bersama-sama, tetapi kami tidak akan dihalangi oleh organisasi multilateral yang korup seperti WHO dan juga China,” kata juru bicara Gedung Putih, Judd Deere melalui pernyataan tertulis.
Baca Juga: Isu Miring Kembali Muncul, Donald Trump Dicurigai Terserang Stroke
“Presiden akan mengeluarkan biaya berapa pun untuk memastikan calon vaksin baru sesuai dengan standar FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS), khususnya terkait keamanan dan khasiatnya, (dan calon vaksin, red) akan diuji coba secara lengkap sehingga dapat menyelamatkan nyawa,” kata dia.
Upaya dunia mengembangkan vaksin Covid-19 telah memasuki tahap akhir uji coba, uji klinis III. Sementara itu, pengembangan obat juga telah dipercepat. Sejauh ini, hampir belum ada calon vaksin Covid-19 yang mendapatkan izin pakai. Namun, Rusia telah menyetujui penggunaan calon vaksin Covid-19 sebelum anti virus potensial itu menyelesaikan tahapan uji coba skala besar.
Komisioner FDA Stephen Hahn saat diwawancarai Financial Times yang terbit Minggu mengatakan, pihaknya bersiap mengurus izin calon vaksin Covid-19 tanpa menunggu hasil uji klinis III. Izin itu akan diberikan FDA selama lembaga itu yakin manfaat calon vaksin lebih besar daripada risikonya. Namun, sejumlah petinggi WHO pada Senin mempercepat pemakaian calon vaksin dapat berisiko.
“Jika anda terlalu cepat memvaksinasi ... jutaan orang, anda kemungkinan akan luput mengamati adanya dampak buruk,” kata kepala program darurat WHO, Mike Ryan.
Baca Juga: Studi: Rajin Olahraga dapat Tingkatkan Respons Tubuh terhadap Vaksin!