Suara.com - Indonesia menjadi negara yang menjadi sasaran serangan ransomware terbesar nomor dua di Asia Tenggara selam paruh pertama 2020, demikian diungkap perusahaan keamanan siber, Kaspersky dalam konferensi pers online Rabu (2/9/2020).
Menurut Territory Channel Manager untuk Indonesia di Kaspersky, Dony Koesmandarin, ada lima jenis ransomware yang paling sering ditemukan di Tanah Air. Kelimanya adalah:
- Trojan-Ransom.Win32.Wanna,
- Trojan-Ransom.Win32.Stop,
- Trojan-Ransom.Win32.Cryakl,
- Trojan-Ransom.Win32.GandCrypt,
- Trojan-Ransom.Win32.Gen.
Taktik yang digunakan, menurut Dony, masih sangat kuno seperti email phishing, website yang terinfeksi program berbahaya, atau software yang tidak diperbarui.
"Antisipasinya back up jangan pada tempat yang sama. Data-data penting juga harus di-backup di tempat lain," ujar Dony, "Teknologi yang digunakan ransomware itu tidak sespesifik malware yang canggih, dia sederhana tapi memanfaatkan celah orang itu sendiri."
Baca Juga: Indonesia Jadi Target Terbesar Kedua Ransomware di Asia Tenggara
Data Kaspersky menunjukkan bahwa dari 831.105 percobaan ransomware yang telah diblokir di wilayah Asia Tenggara pada paruh pertama tahun ini, 298.892 di antaranya merupakan upaya terhadap pengguna di Indonesia.
Di posisi pertama terdapat Vietnam dengan 385.316 upaya serangan ransomware pada H1 2020. Kemudian, di urutan ketiga Thailand dengan 85.384 upaya serangan ransomware. Selanjutnya, Malaysia, Filipina dan Singapura, masing-masing berada di urutan keempat, kelima dan keenam.
"Kenapa Indonesia begitu tinggi? Kita bicara tentang awareness, karena ketidaktahuan," ujar Dony.
Menurut Dony sektor yang paling sering disasar ransomware di Indonesia adalah enterprise, disusul oleh konsumen individu, dan UKM.
"Individu menjadi kedua tertinggi karena tidak ada proteksi apa pun," tutup Dony.
Baca Juga: Peretasan dan Pemerasan Pengguna Telkomsel Diduga Mirip Kasus Denny Siregar