Suara.com - Sebuah studi baru menungkapkan bahwa bakteri dapat bertahan hidup di luar angkasa, tanpa ada udara dan faktor pendukung lainnya seperti di Bumi, selama tiga tahun, demikian diwartakan New York Post.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Microbiology ini mencatat bahwa bakteri Deinococcus kering mampu bertahan selama tiga tahun di luar Stasiun Antariksa Internasional (ISS), tepatnya pada pelat aluminium bagian luar laboratorium ruang angkasa.
Temuan ini memperkuat keyakinan ilmuwan pada gagasan panspermia, yang mengatakan bahwa kehidupan di Bumi berasal dari mikroorganisme di luar angkasa.
"Asal usul kehidupan di Bumi adalah misteri terbesar umat manusia," kata salah satu penulis studi Dr. Akihiko Yamagishi baru-baru ini.
Baca Juga: Asteroid Dua Kali Lebih Besar dari Piramida Akan Lintasi Bumi 6 September
“Ilmuwan dapat memiliki sudut pandang yang sangat berbeda tentang masalah ini. Ada yang berpikir bahwa kehidupan hanya sekali tercipta di alam semesta, sementara yang lain mengatakan kehidupan dapat terjadi di setiap planet yang cocok. Jika panspermia benar-benar terjadi, maka kehidupan lebih sering tercipta dari yang kita kira sebelumnya," imbuh dia.
Dalam studi tersebut, ilmuwan menyebut bakteri Deinococcus pada permukaan lempengan aluminium mati, namun mereka menciptakan lapisan pelindung bagi bakteri lain yang berada di bawahnya untuk memastikan kelangsungan hidup koloni.
Yamagashi dkk dari studi itu menduga bahwa bakteri Deinococcus bisa bertahan hidup dalam perjalanan pulang pergi Bumi - Mars. Adapun penelitian ini merupakan bagian dari misi Tanpopo Jepang, yang dikepalai oleh Yamagishi.