Suara.com - Mutasi virus Corona (Covid-19) yang lebih menular telah ditemukan di Indonesia, seiring dengan lonjakan kasus positif yang terkonfirmasi.
Menurut data Kementerian Kesehatan, Indonesia melaporkan 2.858 infeksi baru pada Minggu (30/8/2020), di bawah rekor hari sebelumnya yang mencapai 3.308, tetapi di atas rata-rata harian bulan lalu. Dengan begitu, jumlah total kasus adalah 172.053 dengan 7.343 kematian akibat Covid-19.
Sebagaimana melansir laman Mirror, Senin (31/8/2020), menurut ilmuwan Herawati Sudoyo, mutasi virus D614G yang menular tetapi lebih ringan, telah ditemukan dalam data sekuensing genom dari sampel yang dikumpulkan.
Herawati juga menambahkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah hal itu menjadi penyebab peningkatan kasus baru-baru ini.
Baca Juga: Peneliti Temukan Varian Baru Virus Corona, Infeksinya Lebih Ringan
Strain, yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah diidentifikasi pada Februari lalu dan telah beredar di Eropa, juga Amerika, telah ditemukan di negara tetangga Singapura dan Malaysia. Itu dikatakan 10 kali lebih menular daripada yang lain, tetapi tampaknya tidak terlalu mematikan.
Namun, menurut Syahrizal Syarif, seorang ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, memperingatkan masyarakat Indonesia harus waspada karena pemodelannya menunjukkan bahwa Indonesia dapat mengalami lonjakan kasus hingga 500.000 pada akhir tahun.
"Situasinya serius. Penularan lokal saat ini tidak terkendali," kata Syarif, menambahkan bahwa jumlah infeksi yang ditemukan setiap hari bisa jauh lebih tinggi, jika laboratorium dapat memproses lebih banyak spesimen dalam sehari.
Sementara itu, Jakarta pada Minggu (30/8/2020), mencatat rekor peningkatan harian lebih dari 1.000 kasus. Oleh pemerintah kota, hal itu dikaitkan dengan tingkat mobilitas yang lebih tinggi selama perayaan kemerdekaan.
"Perlu ada kesadaran dan upaya bersama, baik dari pemerintah maupun masyarakat, dalam menyikapi kasus yang terus meningkat," ucap Dwi Oktavia, pejabat Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Baca Juga: Varian Baru Hasil Mutasi Virus Corona Ditemukan, Picu Gejala Lebih Ringan
Dwi menghimbau masyarakat untuk tetap tinggal di rumah dan memakai masker penutup wajah saat harus keluar.
Di sisi lain, Paul Tambyah, presiden terpilih dari International Society of Infectious Diseases di Amerika Serikat, mengatakan ada bukti bahwa jenis baru itu bertepatan dengan penurunan tingkat kematian yang menunjukkan bahwa itu kurang mematikan.
Tambyah menyebut bahwa sebagian besar virus cenderung menjadi kurang parah saat bermutasi.
"Mungkin itu hal yang baik untuk memiliki virus yang lebih menular tetapi tidak begitu mematikan," kata Tambyah.
Tetapi pada awal bulan ini, direktur jenderal kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah, mendesak masyarakat untuk lebih waspada setelah strain yang diyakini sebagai jenis D614G ditemukan di dua kelompok baru-baru ini di negara tersebut.
Noor mengatakan, strain baru itu 10 kali lebih menular dan menyebut bahwa vaksin yang saat ini dalam pengembangan mungkin tidak efektif melawannya.
Namun, Tambyah tidak setuju dengan pendapat itu dengan mengatakan bahwa mutasi tidak akan cukup mengubah virus untuk membuat vaksin potensial kurang efektif.
Pada bulan lalu, Profesor Nick Loman di University of Birmingham, yang merupakan bagian dari Covid-19 Genomics Consortium mengatakan D614G adalah yang paling dominan di dunia dan menyebar lebih cepat di Inggris daripada strain asli dari Wuhan, China.
Pendapat Tambyah juga didukung oleh Profesor Loman yang mengatakan bahwa D614G tampaknya tidak mematikan.