Seram! Mumi Anak Anjing Ini Memakan Badak Berbulu Terakhir di Bumi

Minggu, 30 Agustus 2020 | 12:45 WIB
Seram! Mumi Anak Anjing Ini Memakan Badak Berbulu Terakhir di Bumi
Ilustrasi Arkeolog. [Cesar Manso/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan melakukan nekropsi (otopsi hewan) pada sisa-sisa mumi anak anjing, pada zaman es. Mereka menemukan, sebelum anak anjing purba itu mati, hewan tersebut memakan sepotong daging dari salah satu badak berbulu terakhir di Bumi.

Mulanya, para ahli menemukan lempengan kulit yang tidak tercerna dengan bulu kuning di perut anak anjing tersebut. Awalnya, para ilmuwan mengira anak anjing itu telah mengunyah sebongkah daging singa gua sebagai makanan terakhirnya.

Tetapi analisis DNA dari lempengan itu mengungkapkan bukan singa gua (Panthera spelaea), tetapi badak berbulu (Coelodonta antiquitatis) yang punah sekitar 14.000 tahun lalu, tetap pada saat anak anjing ini menjadikannya makanan terakhirnya. Dengan kata lain, anak anjing tersebut memakan salah satu badak berbulu terakhir yang pernah ada.

Anak anjing yang telah dimumikan itu ditemukan di Tumat, sebuah daerah pedesaan di timur laut Siberia pada tahun 2011. Analisis mengungkapkan bahwa anak anjing tersebut kemungkinan berusia antara 3 dan 9 bulan ketika mati. Sayang, tidak jelas apakah anak anjing tersebut berasal dari jenis anjing atau serigala.

Baca Juga: Diprediksi "Paling Tua di Dunia", Ilmuwan Temukan Struktur Batu Misterius

Badak Berbulu. [Eurekalert/Albert Protopopov]
Badak Berbulu. [Eurekalert/Albert Protopopov]

"Saya pikir itu berada di sekitar titik kritis untuk penjianakan anjing atau serigala," kata Edana Lord, seorang mahasiswa doktoral di Centre for Palaeogenetics, Swedia, seperti dikutip Science Alert, Minggu (30/8/2020).

Lord menambahkan bahwa tim ilmuwan di Kopenhagen sedang mencoba untuk menguraikan apakah anak anjing Tumat itu dijinakkan atau tidak.

Penanggalan radiokarbon mengungkapkan bahwa anak anjing Tumat hidup sekitar 14.000 tahun yang lalu. Para ilmuwan juga memberi penanggalan radiokarbon pada lempengan badak berbulu, untuk mengesampingkan kemungkinan bahwa badak tidak mati lebih awal dan diawetkan di permafrost (lapisan bawah permukaan tanah tebal yang tetap membeku sepanjang tahun) Siberia.

Ada kemungkinan bahwa anak anjing ini mungkin salah satu kawanan pemakan bangkai dan kawanan itu menangkap badak atau sedang mencari makanan dan menemukan bangkai badak.

Jika anak anjing itu dijinakkan, kemungkinan hidup berdampingan dengan manusia yang mungkin telah berbagi makanan berupa daging badak dengan anak anjing tersebut. Setelah anak anjing itu memakannya, dia mati, meskipun para ahli bertanya-tanya apa penyebabnya.

Baca Juga: Anak Kucing Dicekik Sampai Lehernya Patah Sebelum Dijadikan Mumi

Namun, para ilmuwan menduga bahwa iklim yang memanas dengan cepat di akhir zaman es, membuat badak tersebut mati. Meskipun ada istilah "makan malam badak", tapi predator mungkin tidak menyebabkan kepunahan badak berbulu.

Ketika tim ahli mengurutkan genom inti badak berbulu dengan 14 genom mitokondria (DNA diturunkan dari garis ibu), termasuk spesimen yang ditemukan di perut anak anjing.

Para ilmuwan menemukan bahwa populasi badak berbulu stabil dan beragam hingga beberapa ribu tahun sebelum herbivora punah.

"Keragaman genetik ini menunjukkan bahwa tidak ada perkawinan sedarah. Karena keragaman genetik serta periode pemanasan yang sangat mendadak, kemungkinan besar badak berbulu punah karena perubahan iklim," tambah Lord.

Analisis DNA juga mengungkapkan bahwa badak berbulu memiliki mutasi genetik yang membantunya beradaptasi dengan cuaca dingin.

Mumi anak anjing. [Siberian times]
Mumi anak anjing. [Siberian times]

"Salah satu mutasi membuat makhluk berbulu kurang sensitif untuk merasakan dingin, yang berarti mereka akan mampu bertahan lebih baik dalam cuaca yang lebih dingin. Karena adaptasi genomik terhadap iklim Arktik, mereka mungkin tidak beradaptasi dengan baik untuk menghadapi iklim yang memanas," jalas Lord.

Selain itu, badak terbiasa mencari makan di padang rumput kering, tetapi iklim yang memanas mengubah lingkungan menjadi habitat semak berhutan bersalju yang tidak menyediakan makanan untuk badak.

Di sisi lain, anak anjing akan memakan hampir semua hal dan itu menjelaskan kemampuan berdaptasi hewan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI