Suara.com - Banyak vendor ponsel lebih tertarik untuk mengeluarkan ponsel baru dengan harga lebih terjangkau, di tengah pandemi Covid-19 seperti ini. Sayangnya, justru inilah yang menjadi celah keamanan baru bagi para peretas untuk menyebarkan malware.
Menurut laporan BuzzFeed News, Minggu (30/8/2020), sejumlah ponsel Android murah buatan China yang dijual di wilayah Afrika diserang malware yang bisa menguras uang milik pengguna ponsel.
Menurut keterangan seorang pelanggan yang telah membeli telepon yang dimaksud seharga 30 dollar AS (Rp 550 ribu), dia mulai menyadari bahwa dia mendapatkan banyak iklan popup yang mengganggu panggilan telepon dan chat.
Setelah itu, ia menerima notifikasi yang berisi pesan tagihan untuk biaya berlangganan. Padahal, ia belum pernah mengunduh atau berlangganan aplikasi apapun yang berbayar.
Baca Juga: CISSReC Tak Temukan Transmisi Data Mencurigakan di TikTok
Atas laporan tersebut, Secure-D melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab masalah itu terjadi. Hasilnya, para peneliti keamanan menemukan malware yang sialnya sudah tertanam di ponsel itu, sebelum sang pemilik membelinya.
Artinya, kesalahan bukan datang dari pemilik ponsel, melainkan perusahaan yang lalai dalam memberikan fitur keamanan terhadap ponsel yang mereka buat.
Namun kembali lagi, banderol murah tidak sebanding dengan biaya mahal yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mempersenjatai ponsel buatannya, dengan fitur keamanan berlapis.
Ringkasnya, Secure-D memperingatkan bahwa harga bukanlah hal pertama yang dipikirkan konsumen ketika akan membeli sebuah ponsel.
Lebih dari itu, pertimbangkan pula fitur keamanan yang bisa melindungi data pengguna ketika ponsel tersebut sudah dibeli.