750 Juta Nyamuk Mutan Bakal Dilepaskan, Ini Alasannya

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 30 Agustus 2020 | 09:00 WIB
750 Juta Nyamuk Mutan Bakal Dilepaskan, Ini Alasannya
Ilustrasi nyamuk. (Pixabay/Skeeze)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gagasan melepaskan sekawanan nyamuk hasil rekayasa genetika (mutan) mungkin terdengar seperti plot film laris fiksi ilmiah terbaru, tetapi akan segera menjadi kenyataan di Florida.

Pejabat setempat telah mengungkapkan rencana melepaskan 750 juta nyamuk hasil rekayasa genetika, dengan harapan dapat mengurangi jumlah nyamuk yang membawa penyakit seperti Zika dan demam berdarah.

Nyamuk rekayasa genetika jantan, yang dikenal sebagai OX5034, akan dilepaskan di Florida Keys selama periode dua tahun, mulai 2021. Hanya nyamuk betina yang menggigit manusia karena membutuhkan darah untuk menghasilkan telur. Artinya, hanya nyamuk betina yang mampu menyebarkan DBD, Zika, chikungunya, dan demam kuning.

Perawat memeriksa kondisi pasien DBD di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Minggu (3/2). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Ilustrasi perawatan pasien DBD. [Suara.com]

Oxitec, perusahaan di balik proyek tersebut, mengklaim bahwa rencana tersebut tidak akan menimbulkan risiko yang merugikan bagi manusia atau lingkungan.

Baca Juga: Bukan Cuma Hiasan, 5 Tanaman Ini Juga Ampuh Usir Nyamuk

"Kami telah melepaskan lebih dari satu miliar nyamuk kami selama bertahun-tahun. Tidak ada potensi risiko terhadap lingkungan atau manusia," ucap seorang juru bicara perusahaan melansir laman Mirror, Minggu (30/8/2020).

Namun, ada satu kelompok bahkan membandingkannya dengan 'eksperimen Jurassic Park'.

"Pelepasan nyamuk hasil rekayasa genetika tidak perlu ditempatkan di tengah masyarakat Florida, lingkungan, dan spesies yang terancam punah dalam risiko di tengah pandemi," kata Friends of the Earth.

Sementara itu, petisi menentang proyek di change.org telah ditandatangani oleh hampir 240.000 orang. Nyamuk hasil rekayasa genetika sebelumnya telah diuji di kota Indaiatuba, Brasil.

“Proyek demonstrasi serupa baru-baru ini di kota Indaiatuba, Brasil menemukan bahwa nyamuk Oxitec menekan nyamuk Aedes aegypti pembawa penyakit hingga 95 persen di perkotaan, lingkungan rawan demam berdarah setelah hanya 13 minggu masa pengobatan, dibandingkan dengan lokasi kontrol yang tidak diobati di kota yang sama," pungkas Oxitec.

Baca Juga: Musim Pancaroba, Waspadai Penyakit Chikungunya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI