Suara.com - Setelah beberapa negara dikabarkan tengah membuat vaksin Covid-19, beberapa teori konspirasi mulai bermunculan di dunia maya.
Salah satu yang terpopuler, vaksin Covid-19 diyakini bisa memodifikasi struktur genetik sehingga mengubah DNA manusia. Namun, para ilmuwan berhasil membuktikan bahwa konspirasi tersebut adalah hoaks.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklarifikasi di situs webnya bahwa prinsip kerja vaksinasi adalah untuk merangsang sistem kekebalan, melalui sampel yang didapatkan dari pasien yang sudah tertular. Kemudian, dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya atau penyakit
Setelah itu, vaksin yang disuntikkan kepada pasien baru diharapkan dapat membentuk kekebalan tubuh terhadap sebuah penyakit, dalam hal ini Covid-19.
Baca Juga: Ribuan Orang Berdemo Sebut Pandemi Covid-19 Hoax
Sementara dalam jurnal medis The Lancet, Vaksin RNA untuk Covid-19 akan menginstruksikan sel untuk menghasilkan protein yang diharapkan dapat menghasilkan kekebalan yang kemudian dapat membunuh virus.
"Urutan mRNA tidak akan berintegrasi ke dalam genom, atau satu set lengkap DNA organisme," terang Dr. Gaetan Burgio, ahli genetika dan peneliti infeksi di Universitas Nasional Australia, sebagaimana dikutip dari Xinhua, Minggu (30/8/2020).
Menurut WHO, vaksin yang akan mengubah DNA manusia harus melibatkan pengenalan langsung ke dalam jaringan sesuai dari plasmid yang mengandung urutan DNA, mengkode antigen yang menjadi sasaran respons imun, dan bergantung pada produksi antigen target.
Dengan kata lain, pengembangan vaksin Covid-19 yang sudah mendapatkan izin dari WHO dipastikan tidak secara langsung ke dalam DNA seseorang.
Sebaliknya, vaksin tersebut justru merangsang sistem kekebalan untuk memicu respons yang tepat terhadap suatu penyakit.
Baca Juga: Pasien Kanker Tidak Bisa Langsung Mendapatkan Vaksin Covid-19