Bikin Was-was, Bumi Akan Kehilangan 28 Triliun Ton Es dalam 23 Tahun

Selasa, 25 Agustus 2020 | 09:41 WIB
Bikin Was-was, Bumi Akan Kehilangan 28 Triliun Ton Es dalam 23 Tahun
Es mencair di Antartika 13 Februari 2020. [NASA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan dari Leeds dan Edinburgh University serta University College London, menganalisis survei satelit gletser, pegunungan, dan lapisan es antara 1994 dan 2017 untuk mengidentifikasi dampak pemanasan global.

Penelitain ini diterbitkan dalam jurnal Cryosphere Discussions, di mana para ilmuwan menemukan bahwa mencairnya gletser dan lapisan es dapat menyebabkan permukaan laut naik secara drastis, kemungkinan mencapai satu meter pada akhir abad ini.

"Untuk menempatkannya dalam konteks, setiap sentimeter kenaikan permukaan laut, berarti sekitar satu juta orang akan mengungsi dari tempat tinggal mereka di tanah yang rendah," kata Profesor Andy Shepherd, Direktur Centre for Polar Observation and Modelling di Leeds University, mengatakan kepada The Guardian.

Hilangnya es secara drastis dapat menimbulkan konsekuensi parah lainnya, termasuk gangguan besar pada kesehatan biologis perairan Arktik dan Antartika, serta mengurangi kemampuan Bumi untuk memantulkan radiasi Matahari kembali ke luar angkasa.

Baca Juga: Ngeri.. Ilmuwan Beberkan Pemanasan Bumi di Masa Depan

Ilustrasi kawasan Antartika. (shutterstock)
Ilustrasi kawasan Antartika. (shutterstock)

Temuan ini cocok dengan prediksi skenario kasus terburuk yang digariskan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB.

"Dulu para ilmuwan telah mempelajari area individu, seperti Antartika atau Greenland, di mana es mencair. Tapi ini adalah pertama kalinya seseorang melihat semua es yang menghilang dari seluruh Bumi. Aapa yang kami temukan telah mengejutkan kami," tambah Shepherd, seperti dikutip Science Alert, Selasa (25/8/2020).

Penemuan ini muncul seminggu setelah para ahli di Ohio State University menemukan bahwa lapisan es Greenland mungkin telah melewati titik tanpa harapan.

Menurut para ahli, hujan salju yang mengisi kembali gletser negara setiap tahun tidak dapat lagi mengimbangi laju pencairan es, yang berarti lapisan es Greenland akan terus kehilangan es, meski jika suhu global berhenti naik. Ironisnya, lapisan es Greenland adalah badan es terbesar kedua di dunia.

Di sisi lain, menurut penelitian NASA, pada 2010 hingga 2019 adalah dekade terpanas yang pernah tercatat.

Baca Juga: Dedaunan Purba Berusia 23 Juta Tahun Beri Gambaran Masa Depan Bumi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI