Dedaunan Purba Berusia 23 Juta Tahun Beri Gambaran Masa Depan Bumi

BBC Suara.Com
Senin, 24 Agustus 2020 | 20:30 WIB
Dedaunan Purba Berusia 23 Juta Tahun Beri Gambaran Masa Depan Bumi
[BBC].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Hal menakjubkan adalah daun-daun ini pada dasarnya adalah mumi, jadi kami memiliki komposisi kimia aslinya, dan dapat melihat semua fitur halusnya di bawah mikroskop," kata peneliti utama, Tammo Reichgelt, dari Universitas Connecticut di Storrs, Amerika Serikat.

Reichgelt mengatakan dedaunan itu diawetkan sangat sempurna sehingga pembuluh darah mikroskopis dan stomata - pori-pori yang memungkinkan daun menyerap udara dan melepaskan air selama fotosintesis - dapat terlihat.

Para ilmuwan menganalisa berbagai bentuk kimiawi karbon - atau isotop karbon - di dalam daun dari setengah lusin spesies pohon yang ditemukan di berbagai tingkat dalam endapan.

Temuan ini membantu tim peneliti untuk memperkirakan kandungan karbon pada lapisan atmosfer pada saat itu.

Baca Juga: Peneliti Temukan Fosil Daun Berusia 23 Juta Tahun, Seperti Apa Bentuknya?

Mereka menyimpulkan kandungan karbonnya sekitar 450 bagian se per satu juta (part per milion/ppm).

Berbagai penelitian sebelumnya - terutama yang menggunakan organisme laut - menunjukkan bahwa kandungannya secara signifikan lebih rendah, yaitu sekitar 300 ppm.

Jumlah kandungan karbon ini mirip dengan kondisi pada masa pra-industri, dan tidak cukup untuk menjelaskan suhu yang jauh lebih tinggi pada periode Miosen awal.

Kegiatan manusia yang melepaskan gas karbon saat ini telah mendorong tingkat karbon dioksida (CO2) menjadi sekitar 415 ppm.

Pelepasan gas karbon oleh manusia ini diperkirakan akan mencapai 450 ppm dalam beberapa dekade mendatang - tingkat yang sama dialami oleh hutan di Selandia Baru 23 juta tahun lalu.

Baca Juga: Fosil Terjebak Dalam Batu Purba Ditemukan di Hutan Tritik Nganjuk

Para peneliti juga menganalisa geometri stomata pada daun-daun dan ciri-ciri anatomi lainnya, dan membandingkannya dengan keberadaan daun-daun di masa modern.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI