Sementara produsen alkohol komersial menjalani pemeriksaan keamanan yang ketat untuk membuktikan proses pembuatannya dengan benar, pembuat minuman beralkohol yang tidak diatur tidak melakukannya.
"Bagi kami, kami benar-benar tahu bagaimana memastikan bahwa tidak ada risiko metanol atau toksisitas lainnya," kata Mike Blaum, pemilik dan kepala penyuling Blaum Bros. Distilling Co. di Galena, Illinois, seperti dikutip Live Science, Senin (24/8/2020).
Menurut Blaum, itu dapat dicium dan dirasakan perbedaannya ketiika rasio metanol ke etanol menjadi terlalu tinggi. Selain isyarat sensorik ini, penyuling memantau kepadatan distilat dan suhu berbagai komponen di dalam peralatan yang dilalui alkohol.
Produsen juga harus secara berkala mengirim sampel distilat ke laboratorium yang dilengkapi dengan kromatografi gas, teknik yang digunakan untuk menganalisis rasio bahan kimia. Produsen pun memastikan tong fermentasi tidak terinfeksi bakteri yang mengasilkan metanol ekstra.
Baca Juga: Inspiratif, Mahasiswa Ajarkan Cara Bikin Face Shield dan Hand Sanitizer
Kontrol kualitas yang sama harus diterapkan saat memproduksi alkohol untuk hand sanitizer. Produsen atau tempat penyulingan diarahkan untuk mengikuti formula pembersih tangan yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan FDA.
Formula ini membutuhkan campuran 96 persen etanol alkohol berdasarkan volume (ABV), hidrogen peroksida diencerkan hingga 3 persen dari konsentrasi maksimumnya, dan gliserol diencerkan hingga 98 persen.
Menurut Dr. William Banner, Direktur Medis Pusat Informasi Racun dan Obat Oklahoma, metanol tidak lebih beracun dari etanol setidaknya saat pertama kali tertelan.
Masalah muncul di hati, di mana enzim yang disebut alkohol dehidrogenase memetabolisme kedua alkohol. Tidak seperti etanol, metanol diubah menjadi formaldehida saat terurai. Formaldehida kemudian diteruskan ke enzim kedua yang mengubah senyawa menjadi asam format.
Akumulasi asam format menurunkan pH darah, membuatnya menjadi sangat asam dan menganggu proses metabolisme yang dibutuhkan sel untuk menghasilkan energi.
Baca Juga: Mahasiswa UNDIP Berikan Pelatihan Pembuatan Hand Sanitizer dari Bahan Alami
Kombinasi berbahaya dari keasaman dan gangguan metabolisme menghantam sel-sel saraf paling keras, dan khususnya sel-sel retina dan saraf optik yang mulai membengkak dan dapat rusak secara permanen akibat paparan asam format.