Studi Terbaru: Obat Kuat Bisa Turunkan Risiko Kematian Akibat Kanker Usus

Senin, 24 Agustus 2020 | 11:30 WIB
Studi Terbaru: Obat Kuat Bisa Turunkan Risiko Kematian Akibat Kanker Usus
Ilustrasi obat kuat, viagra. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi terbaru menyimpulkan bahwa obat kuat, seperti Viagra, dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker usus besar hingga 20 persen.

Para peneliti dari Lund University di Swedia mengatakan bahwa obat ejakulasi dini kaum Adam, memiliki sifat anti-inflamasi serta kemampuan untuk menghambat tumor dan mencegah melemahnya sistem kekebalan tubuh pascaoperasi.

Dalam penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature Communications tersebut, para peneliti mengamati jenis obat yang dikenal sebagai penghambat fosfodiesterase-5 (PDE5).

Obat ini bekerja dengan melebarkan jaringan di penis dan meningkatkan aliran darah, memfasilitasi ereksi dan digunakan untuk pengobatan disfungsi ereksi.

Baca Juga: Studi Terbaru: Covid-19 Terkait Peningkatan Diabetes Tipe 1 Pada Anak-anak

Ilustrasi disfungsi ereksi. [Shutterstock]

Selain itu, penelitian ini sekaligus menjadi studi lanjutan pada 2017 yang menyebut bahwa obat kuat dapat menghambat pertumbuhan tumor pada tikus dan menekan aktivitas gen yang disebut PDE5A.

'Bukti praklinis yang tersedia menunjukkan bahwa penghambat PDE5 dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangan tumor pada tikus," kata penulis utama Wuqing Huang, seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (24/8/2020).

Setelah sukses di tes pada tikus percobaan, para peneliti lantas menjajalnya pada pasien sungguhan. Tim penelitian kemudian menganalisis pria Swedia yang didiagnosis menderita kanker usus besar antara periode 2005 dan 2014.

Di antara para relawan, lebih dari 11.300 tidak menggunakan obat kuat, sedangkan lebih dari 1.100 pasien mengonsumsi viagra dan obat kuat lainnya.

Selama empat tahun masa perawatan, hanya 10,2 persen pasien pengonsumsi obat kuat yang meninggal dunia akibat kanker kolorektal, lebih rendah ketimbang pasien yang tidak memakai obat kuat yang memiliki persentase kematian sebesar 17,5 persen.

Baca Juga: Studi Terbaru Klaim Dunia Butuh Undang-Undang Larangan Robot Pembunuh

Setelah mempertimbangkan faktor pendamping, tim menghitung bahwa risiko kematian yang disebabkan oleh kanker kolorektal adalah 18 persen lebih rendah di antara pasien yang menggunakan obat tersebut.

Risiko kematian akibat metastasis, atau dikenal sebagai kanker stadium IV juga turun sebanyak 15 persen.

Selain itu, di antara pasien yang menjalani operasi, risiko kematiannya juga lebih rendah. Lelaki dengan kanker usus besar yang menggunakan obat kuat dan menjalani operasi, memiliki risiko kematian 39 persen lebih rendah dan 31 persen lebih rendah risiko untuk metastasis.

Para peneliti meyakini bahwa obat kuat memiliki sifat untuk menghambat imunosupresi yang sering kali dipicu oleh kanker.

Ilustrasi kanker (Pixabay/PDPics)
Ilustrasi kanker (Pixabay/PDPics)

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kemampuan anti kanker dari penghambat PDE5 mungkin terkait dengan pengaturan efek imunosupresif, lanjut Huang.

"Namun, uji klinis acak diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan penelitian kami sebelum penghambat PDE5 dapat digunakan sebagai obat adjuvan untuk lelaki dengan kanker kolorektal, serta eksperimen yang mengeksplorasi mekanisme biologis yang mendasarinya," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI