Kekuatan di inti dan kemiringan sumbu magnet bersama-sama menghasilkan anomali, area magnet yang lebih lemah dan memungkinkan partikel berbahaya terperangkap.
Matahari mengeluarkan partikel dan medan magnet yang disebut angin Matahari dan awan besar plasma panas serta radiasi yang disebut coronal mass ejections.
Saat materi surya ini mengalir melintasi ruang angkasa dan mengenai magnetosfer Bumi (ruang yang ditempati oleh medan magnet Bumi), partikel itu dapat terperangkap dan tertahan di dua sabuk berbentuk donat yang ada di sekitar Bumi, yang disebut Sabuk Van Allen.
Sabuk tersebut menahan partikel untuk melakukan perjalanan di sepanjang garis medan magnet Bumi. Sabuk terdalam dimulai sekitar 400 mil dari permukaan Bumi, yang menjaga jarak radiasi partikelnya dari Bumi dan satelit yang mengorbit.
Baca Juga: Waduh! Medan Magnet Bumi Penyok, NASA Sebut Bisa Jadi Masalah bagi Manusia
Namun, ketika badai partikel yang sangat kuat dari Matahari mancapai Bumi, Sabuk Van Allen dapat menjadi sangat berenergi dan medan magnet dapat berubah bentuk, memungkinkan partikel bermuatan menembus atmosfer.
"SAA yang diamati juga dapat diartikan sebagai konsekuensi melemahnya dominasi bidang dipol di wilayah tersebut," kata Wijia Kuang, ahli geofisika dan matematikawan di Geodesy and Geophysics Laboratory Goddard.
Kuang menambahkan bahwa secara khusus, bidang yang dilokalkan dengan polaritas terbalik tumbuh dengan kuat di wilayah SAA sehingga membuat intensitas bidang menjadi sangat lemah, bahkan lebih lemah daripada di wilayah sekitarnya.
Di sisi lain, meskipun SAA muncul dari proses di dalam Bumi, namun itu juga memiliki efek yang menjangkau jauh di luar permukaan Bumi. Wilayah ini pun bisa berbahaya bagi satelit orbit rendah Bumi yang melewatinya.