Ekspansi di Bekas Pabrik Senjata, Rusia Siap Rilis Vaksin Covid-19 Kedua

Senin, 24 Agustus 2020 | 07:49 WIB
Ekspansi di Bekas Pabrik Senjata, Rusia Siap Rilis Vaksin Covid-19 Kedua
Peneliti berupaya menciptakan vaksin virus corona. (ANTARA/Shutterstock/am.)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Vector telah bekerja untuk mengembangkan 13 kandidat vaksin Covid-19 yang diuji pada hewan laboratorium.

Vector pernah menjadi fasilitas utama dalam program senjata biologis Soviet yang rahasia dan ilegal. Itu menghasilkan cacar dalam skala industri, sekaligus mempersenjatai Marburg yang mematikan, setelah didirikan pada tahun 1973 oleh pemimpin Uni Soviet Leonid Brezhnev.

Dalam beberapa tahun terakhir, Vector telah terlipat dalam upaya menemukan obat dan penawar untuk pembunuh seperti wabah pes, antraks, ebola, hepatitis B, HIV, SARS, dan kanker.

Vaksin Covid-19 pertama Rusia menerima kritik setelah didaftarkan secara terburu-buru untuk menjadi yang pertama di dunia pada 11 Agustus lalu.

Baca Juga: Virus Corona Bisa Bertahan Lama, Vaksin Jadi Kebutuhan Jangka Panjang

Peneliti menunjukan vaksin Covid-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gameleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. [Handout / Russian Direct Investment Fund / AFP]
Peneliti menunjukan vaksin Covid-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gameleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. [Handout / Russian Direct Investment Fund / AFP]

Vaksin tersebut didaftarkan tanpa uji klinis tahap tiga dan di tengah laporan banyak efek samping yang dirasakan di antara sejumlah kecil sukarelawan, termasuk tentara.

Efek samping tersebut mencakup pembengkakan, nyeri, hipertermia, dan gatal di tempat suntikan. Relawan juga mengalami kelemahan fisik atau kurang energi, malaise, demam, nafsu makan menurun, sakit kepala, diare, nyeri pada orofaring, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan pilek.

Putin mengklaim bahwa salah satu anak perempuannya, yang diyakini sebagai Katerina Tikhonova, telah menerima vaksin pertama tanpa efek samping. Namun, tidak ada konfirmasi resmi bahwa anak perempuan Putin tersebut adalah penerima vaksin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI