Dilansir dari IFL Science pada Sabtu (22/8/2020), tim ahli menganalisis isotop karbon dalam daun yang diawetkan dari beberapa spesies pohon yang ditemukan di lapisan berbeda di endapan sedimen, yang memberikan indikasi berapa banyak karbon atmosfer yang ada pada saat itu.
Para ahli juga membandingkan fitur anatomi fosil daun dengan daun modern dan menentukan bahwa karbon atmosfer sekitar 450 bagian per juta. Hasil ini cocok untuk data suhu pada Periode Miosen awal, yang diprediksi suhu sekitar 5-6 derajat Celcius lebih hangat daripada kondisi saat ini.
Daun tersebut menunjukkan bahwa pohon-pohon ini sangat efisien dalam menyerap karbon melalui stomata tanpa kehilangan terlalu banyak air dalam proses tersebut, memungkinkan daun tumbuh di daerah yang tadinya terlalu kering untuk hutan.
Para ilmuwan percaya bahwa adaptasi ini kemungkinan besra tercermin di hutan-hutan yang berada di garis lintang utara beriklim sedang. Karbon di atmosfer saat ini berjumlah sekitar 415 bagian per juta dan diperkirakan akan mencapai 450 pada sekitar tahun 2040 karena emisi yang disebabkan oleh manusia.
Baca Juga: Ilmuwan Warga Temukan 95 Katai Cokelat di Dekat Matahari
Ini berarti spesies tumbuhan mungkin mulai berperilaku dengan cara yang sama seperti spesies tumbuhan purba di Foulden Maar, yang berpotensi menunjukkan bahwa peristiwa penghijauan global akan segera terjadi.
Selain menunjukkan bagaimana tumbuhan dapat bereaksi langsung terhadap CO2, ini juga memberi wawasan kepada para ahli tentang bagaimana suhu akan berubah seiring dengan tingkat CO2 di Bumi.