Ilmuwan Teliti Fosil Daun Berusia 23 Juta Tahun, Hasilnya Luar Biasa!

Sabtu, 22 Agustus 2020 | 20:01 WIB
Ilmuwan Teliti Fosil Daun Berusia 23 Juta Tahun, Hasilnya Luar Biasa!
Fosil daun purba/ilustrasi (BBC Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan tengah meneliti fosil daun dari hutan yang berusia 23 juta tahun. Dari hasil sementara, mereka mengungkapkan bagaimana spesies tumbuhan di Bumi dapat menanggapi peningkatan kadar karbon dioksida atau CO2.

Karbod dioksida sendiri merupakan senyawa yang terdiri dari satu unsur karbon dan dua unsur oksigen. Karbon dioksida atau CO2 merupakan limbah yang diekskresikan ke lingkungan melalui proses respirasi dan kerap dianggap berbahaya bagi kesehatan tubuh

Pasalnya, sumber CO2 berasal dari aktivitas yang membahayakan kesehatan seperti asap pabrik, kendaraan, rokok, hingga pembakaran hutan.

Diterbitkan dalam jurnal Climate of the Past, penelitian baru ini mengamati daun-daun dari Periode Misen awal ketika tingkat CO2 diyakini sangat tinggi, menemukan bahwa tanaman mampu berkembang pesat meski konsentrasi CO2 semakin tinggi.

Baca Juga: Ilmuwan Warga Temukan 95 Katai Cokelat di Dekat Matahari

Ini adalah pertama kalinya karbon atmosfer tingkat tinggi dikaitkan dengan peningkatan perkembangbiakan tanaman, yang menurut para ahli memiliki konsekuensi yang tidak dapat diprediksi.

Para ilmuwan mengambil sampel dari inti bor tahun 2019 yang menembus 100 meter ke dasar danau yang sekarang kering di Dunedin, Selandia Baru.

Dijuduli Foulden Maar, temuan itu berada di dalam kawah vulkanik kecil yang telah lama punah dan diakui sebagai tambang emas ilmiah untuk penelitian Bumi di masa lalu.

Lapisan sedimennya terdiri dari ganggang yang kaya silika dan lapisan kehitaman dari bahan organik yang jatuh selama musim berganti.

Lapisan-lapisan ini mengandung daun yang tak terhitung jumlahnya dari hutan hijau subtopis yang sangat terawat, sehingga para ilmuwan masih dapat melihat detail mikroskopis seperti vena dan stomata pada daun.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Ilmuwan Amati Awan Gas Dikeluarkan dari Inti Bimasakti

Daun sendiri dapat dijadikan sumber informasi dalam hal lingkungan di mana daun itu berada karena mempertahankan komposisi kimiawi aslinya, tidak seperti tulang fosil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI