Ilmuwan Temukan Bahan Penyusun Kehidupan Awal Dunia pada Meteor yang Jatuh

Sabtu, 22 Agustus 2020 | 11:30 WIB
Ilmuwan Temukan Bahan Penyusun Kehidupan Awal Dunia pada Meteor yang Jatuh
Ilustrasi meteorit. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah batu meteor jatuh di Kosta Rika pada 23 April 2019 lalu, dan peneliti mengatakan bahwa mungkin batu tersebut dapat menjawab bagaimana awal kehidupan di dunia.

Batu angkasa itu seukuran mesin cuci sebelum mendarat ke Bumi untuk kemudian pecah menjadi dua bagian yang disebut La Palmera dan Aguas Zarcas. Meskipun banyak meteorit yang jatuh di Bumi, namun pecahan ini dianggap lebih istimewa karena berisi sisa-sisa awal terbentuknya tata surya.

Aguas Zarcas juga termasuk dalam meteorit langka yang disebut kondrit berkarbon, yang terbentuk pada saat-saat awal terbentuknya tata surya dan biasanya dikemas dengan karbon.

Batuan luar angkasa tersebut mengandung senyawa karbon kompleks, kemungkinan besar termasuk asam amino yang bergabung membentuk protein dan DNA, dan mungkin bahan penyusun kehidupan lainnya yang lebih kompleks.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Ilmuwan Amati Awan Gas Dikeluarkan dari Inti Bimasakti

Sebelumnya, sebuah meteor yang sama jatuh di Murchison, Australia pada tahun 1969. Meteor tersebut didiga memiliki ciri-ciri serupa.

Menurut Joshua Sokol dalam penelitian yang diterbitkan di Science, asam amino yang ditemukan di dalamnya membantu menguatkan gagasan bahwa kehidupan di Bumi mungkin berasal dari bahan kimia yang dikirim dalam meteorit.

Sama seperti meteorit Murchison, pecahan Aguas Zarcas ini mengandung debu dari Bimasakti purba, bahkan sebelum Matahari terbentuk. Meski begitu, penelitian tentang meteorit baru ini masih belum lengkap. Namun, para ilmuwan sangat antusias karena dapat memeriksa batuan meteor dengan menggunakan teknik modern.

Pecahan Aguas Zarcas mungkin menawarkan sampel paling murni dari tata surya awal dan awan debu sebelum Matahari terbentuk. Namun, menurut para ilmuwan batuan itu bisa saja terkontaminasi saat jatuh di hutan hujan Kosta Rika sehingga penelitian lanjutan perlu dilakukan.

Dilansir dari Live Science pada Sabtu (22/8/2020), sampel yang lebih murni dari batuan luar angkasa akan tersedia di masa mendatang. Jepang sendiri telah mengambil sampel asteroid Ryugu dan sedang dalam perjalan menuju kembali ke Bumi yang diperkirakan mendarat pada Desember mendatang.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan 30 Spesies Baru di Perairan Dalam

Pada tahun 2023, NASA juga akan mengambilkan sampel asteroid Bennu yang dilaporkan kemungkinan besar memiliki keterkaitan dengan Aguas Zarcas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI