Sebanyak 750 Juta Ekor Nyamuk Mutan Dilepas untuk Lawan Demam Berdarah

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 21 Agustus 2020 | 19:03 WIB
Sebanyak 750 Juta Ekor Nyamuk Mutan Dilepas untuk Lawan Demam Berdarah
Amerika Serikat gunakan nyamuk mutan untuk lawan Demam Berdarah. Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 750 juta ekor nyamuk yang telah direkayasa secara genetika akan dilepas di Florida, Amerika Serikat. Pelepasan jutaan ekor nyamuk itu bertujuan untuk mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypt, pembawa virus demam berdarah, demam kuning, dan Zika.

Pada Selasa (18/8/2020), Distrik Pengendali Nyamuk Florida Keys telah memberikan izin Oxitec, sebuah perusahaan Inggris, untuk melepas 750 juta ekor nyamuk Aedes aegypti yang telah direkayasa, selama dua tahun.

Rencana ini memicu pro dan kontra. Para pendukung mengatakan bahwa pelepasan nyamuk-nyamuk hasil rekayasa genetika itu bisa menyelamatkan banyak nyawa manusia. Sementara para penentang menyebut serangga yang akan dilepas itu sebagai mutan yang akan membahayakan ekosistem.

Basmi nyamuk betina

Baca Juga: Rentan Tularkan DBD & Zika, Nyamuk Aedes Aegypti Betina Diubah Jadi Jantan

Nyamuk-nyamuk itu akan dilepas di Florida Keys setelah memperoleh izin dari pemerintah federal AS. Pada Mei lalu Oxitec telah menerima izin dari Badan Lingkungan Hidup AS untuk memproduksi OX5034, nyamuk jantan Aedes aegypti yang telah direkayasa.

Nyamuk Aedes aegypti OX5034 dikembangkan bersama oleh Oxitec bersama Universitas Oxford, demikian diwartakan BBC.

Diketahui bahwa hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang menggigit manusia, karena mereka butuh darah untuk memproduksi telur. Adapun nyamuk jantan hanya hidup dari nektar yang diperoleh dari tumbuhan.

Nyamuk jantan yang telah mengalami rekayasa genetika diharapkan kawin dengan nyamuk-nyamuk betina tersebut. Rekayasa genetika membuat nyamuk jantan membawa sebuah protein yang akan membunuh semua anak nyamuk berjenis kelamin betina, dan hanya menyisakan anak-anak nyamuk jantan.

Harapannya seiring waktu, populasi nyamuk Aedes aegypti di area tersebut akan berkurang dan dengan demikian penyakit-penyakit yang dibawanya juga akan musnah.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Usai, Asia Tenggara Hadapi Ledakan Kasus DBD

Ditentang
Rencana ini, di sisi lain, ditentang oleh banyak orang. Sudah hampir 240.000 orang meneken petisi di Change.org menolak rencana ini. Mereka menuding Oxitec menggunakan AS sebagai kelinci percobaan untuk serangga-serangga mutan.

"Pelepasan nyamuk-nyamuk yang telah direkayasa genetika ini akan menempatkan warga Florida, lingkungan hidup, dan spesies yang terancam punah di tengah pandemi," kata Friends of the Earth, organisasi pecinta lingkungan yang menggagas petisi itu.

Para penentang mengatakan bahwa proyek itu akan membawa efek samping berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Ditakutkan program tersebut malah akan melahirkan jenis nyamuk hibrida yang kebal terhadap racun serangga.

Selain itu dikhawatirkan bahwa punahnya nyamuk akan mengancam keberlangsungan binatang lain yang hidup dengan memangsa serangga-serangga tersebut dan pada akhirnya mengancam ekosistem Florida secara keseluruhan.

Tetapi kekhawatiran itu ditepis Oxitec. Mereka mengatakan bahwa tidak ada efek samping serius terhadap manusia serta lingkungan hidup. Menurut perusahaan itu, binatang pemakan nyamuk akan bisa mencari serangga lain sebagai sumber makanan mereka.

Oxitec juga mengatakan bahwa mereka telah menggelar uji coba di Brasil dan di sana tidak ditemukan efek samping yang berbahaya terhadap manusia. Dalam uji coba di Brasil itu, Oxitec berhasil menumpas populasi Aedes aegypti hingga di atas 90 persen.

"Kami telah melepas lebih dari 1 miliar nyamuk selama beberapa tahun terakhir. Tidak ada risiko potensial bagi manusia dan lingkungan hidup," kata Oxitec.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI