Titik terjauh yang ditemukan tetesan dari manekin berjarak lima meter.
Para ilmuwan mengatakan bahwa lebih banyak tindakan yang mungkin diperlukan selain dari APD standar dan pelindung, seperti pelindung napas untuk meminimalkan penularan.
"Ini mungkin termasuk jubah sekali pakai yang menutupi bahu dan lengan, sarung tangan, dan topi bedah untuk pemeriksa. Terpenting, penggunaan masker untuk pasien di slit lamp harus dieksplorasi lebih lanjut dalam penelitian mendatang, karena mungkin menawarkan cara yang mudah dan murah untuk memberikan perlindungan bagi pemeriksa," tulis para penulis studi.
Dilansir dari Daily Mail, Kamis (20/8/2020), ini adalah satu-satunya studi yang menunjukkan seberapa jauh tetesan virus Corona dapat menyebar.
Baca Juga: Virus Corona Bisa Menyebar Lewat Urine, Awas Toilet Pria Paling Berisiko
Sebuah studi pada Mei dari University of Nicosia di Siprus menemukan bahwa angin sepoi-sepoi dapat meniup tetesan infeksius setinggi 5,4 meter.
Sebuah video simulasi yang dibuat oleh Profesor Bert Blocken dan Fabio Malizia serta didukung oleh perusahaan teknologi simulasi Ansys, menunjukkan bahwa tetesan dapat menyebar lebih dari 1,8 meter di belakang seseorang ketika berjalan, berlari, atau bersepeda.
Pada awal tahun ini, mantan pemimpin Partai Konservatif Inggris Duncan Smith menyerukan kepada Perdana Menteri untuk mempertimbangkan aturan jarak dua meter untuk "menggerakkan ekonomi".
Anggota parlemen menyebut Inggris adalah satu-satunya negara di Eropa yang menggunakan aturan jarak dua meter, dengan Jerman, Polandia, dan Belanda yang berlatih menerapkan jarak 1,5 meter.
Tampaknya, klaim itu tidak benar karena beberapa negara Eropa lain juga mempraktikkan jarak dua meter, termasuk Swiss, Spanyol, dan Italia.
Baca Juga: Duh! Bisakah Makanan Beku Impor Menyebarkan Virus Corona?