Pertama Kalinya, Mikroplastik Ditemukan di Organ dan Jaringan Manusia

Rabu, 19 Agustus 2020 | 09:03 WIB
Pertama Kalinya, Mikroplastik Ditemukan di Organ dan Jaringan Manusia
Ilustrasi Mikroplastik. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan telah menunjukkan bahwa mikroplastik dan nanoplastik dapat ditemukan di organ dan jaringan manusia untuk pertama kalinya.

Para ahli di Arizona State University menemukan keberadaan setidaknya satu bentuk plastik di 47 sampel yang diambil dari paru-paru, hati, limpa, dan ginjal orang yang telah meninggal, di mana tubuhnya didonasikan untuk ilmu pengetahuan.

Salah satu jenis plastik yang digunakan di banyak wadah dan kemasan, yang dikenal sebagai Bisphenol A (BPA), ditemukan pada 100 persen sampel yang diteliti.

Tim juga menemukan jenis plastik lain yang biasa digunakan untuk produk konsumen, seperti polycarbonate (PC), polyethylene terephthalate (PET), dan polyethylene (PE).

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Mikroplastik dan Serat Sintetis di Perut Hiu Dasar Laut

Ilustrasi sampah plastik di laut
Ilustrasi sampah plastik di laut

Para ilmuwan mempresentasikan temuannya pada Senin (17/8/2020), di American Chemical Society (ACS) Fall 2020 Virtual Meeting & Expo. Tim ahli menjelaskan bahwa teknik pencitraan spektrometri µ-Raman digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian ini.

"Kita dapat menemukan plastik mencemari lingkungan di hampir setiap lokasi di dunia dan dalam beberapa dekade yang singkat, telah beralih dari melihat plastik sebagai manfaat yang luar biasa menjadi menganggapnya sebagai ancaman," kata Charles Rolsky, ilmuwan mikroplastik air di Arizona State University.

Menurutnya, ada bukti bahwa plastik masuk ke tubuh kita, tetapi sangat sedikit penelitian tentang itu.

"Dan pada titik ini, kami masih tidak tahu apakah plastik ini hanya gangguan atau mewakili bahaya kesehatan manusia," ujar dia.

Dilansir dari IFL Science, Rabu (19/8/2020), mikroplastik diartikan sebagai pecahan plastik yang diameternya kurang dari lima milimeter, sedangkan nanoplastik memiliki ukuran yang lebih kecil dengan diameter kurang dari 0,001 milimeter.

Baca Juga: Penelitian Andreas: Feses Manusia di Kali Brantas Mengandung Mikroplastik!

Pada 2018, para ilmuwan mengungkapkan bahwa kotoran manusia penuh dengan mikroplastik, yang mengindikasikan bahwa bahan-bahan tersebut meresap ke dalam usus manusia.

Para ahli juga menyebut bahwa partikel mikroplastik terkecil mampu memasuki aliran darah, sistem limfatik, dan mungkin hati.

Namun, penelitian baru ini adalah pertama kalinya para ilmuwan meneliti mikroplastik dan nanoplastik secara langsung pada organ dan jaringan manusia.

Pendonor telah memberi para ilmuwan sejarah rinci gaya hidup, diet, dan pekerjaan, sehingga tim mengatakan mereka berhasil mendapatkan wawasan tentang bagaimana mikroplastik menjadi sangat terintegrasi ke dalam tubuh manusia.

"Kami tidak ingin was-was, tetapi hal ini mengkhawatirkan bahwa bahan non-biodegradable yang ada di mana-mana dapat masuk dan terakumulasi dalam jaringan mansuia, dan kami tidak mengetahui kemungkinan efek kesehatannya," tambah Rolsky.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, tidak ada bukti yang menunjukkan masalah kesehatan manusia dari mikroplastik dalam air minum. WHO menambahkan bahwa ini berdasarkan pada terbatasnya jumlah informasi yang tersedia saat ini.

Di sisi lain, beberapa penelitian menyatakan sebaliknya. Banyak dari penelitian ini berfokus pada Bisphenol A (BPA), bentuk plastik yang paling umum yang ditemukan dalam penelitian ini.

Logo Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. [AFP]
Logo Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. [AFP]

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengatakan bahwa BPA dianggap aman pada tingkat saat ini yang ada dalam makanan. Meskipun begitu, FDA mencatat ada beberapa kekhawatiran tentang potensi efek BPA pada otak, perilaku, dan kelenjar prostat pada janin, bayi, dan anak kecil.

Terlepas dari pengaruhnya terhadap kesehatan, penemuan mikroplastik dan nanoplastik dalam organ manusia tentu menunjukkan betapa meresapnya bahan buatan manusia ini dalam waktu kurang dari satu abad.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI