Para ahli juga menyebut bahwa partikel mikroplastik terkecil mampu memasuki aliran darah, sistem limfatik, dan mungkin hati.
Namun, penelitian baru ini adalah pertama kalinya para ilmuwan meneliti mikroplastik dan nanoplastik secara langsung pada organ dan jaringan manusia.
Pendonor telah memberi para ilmuwan sejarah rinci gaya hidup, diet, dan pekerjaan, sehingga tim mengatakan mereka berhasil mendapatkan wawasan tentang bagaimana mikroplastik menjadi sangat terintegrasi ke dalam tubuh manusia.
"Kami tidak ingin was-was, tetapi hal ini mengkhawatirkan bahwa bahan non-biodegradable yang ada di mana-mana dapat masuk dan terakumulasi dalam jaringan mansuia, dan kami tidak mengetahui kemungkinan efek kesehatannya," tambah Rolsky.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Mikroplastik dan Serat Sintetis di Perut Hiu Dasar Laut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, tidak ada bukti yang menunjukkan masalah kesehatan manusia dari mikroplastik dalam air minum. WHO menambahkan bahwa ini berdasarkan pada terbatasnya jumlah informasi yang tersedia saat ini.
Di sisi lain, beberapa penelitian menyatakan sebaliknya. Banyak dari penelitian ini berfokus pada Bisphenol A (BPA), bentuk plastik yang paling umum yang ditemukan dalam penelitian ini.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengatakan bahwa BPA dianggap aman pada tingkat saat ini yang ada dalam makanan. Meskipun begitu, FDA mencatat ada beberapa kekhawatiran tentang potensi efek BPA pada otak, perilaku, dan kelenjar prostat pada janin, bayi, dan anak kecil.
Terlepas dari pengaruhnya terhadap kesehatan, penemuan mikroplastik dan nanoplastik dalam organ manusia tentu menunjukkan betapa meresapnya bahan buatan manusia ini dalam waktu kurang dari satu abad.
Baca Juga: Penelitian Andreas: Feses Manusia di Kali Brantas Mengandung Mikroplastik!