Suara.com - Tidak selalu mudah untuk mengetahui kondisi seseorang yang terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol. Tapi dalam studi terbaru, ponsel dapat membantu orang menganalisis kondisi dirinya, apakah sedang dalam keadaan mabuk atau tidak.
Menurut para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh, ponsel dapat mengukur dan menganalisis perubahan dalam cara berjalan seseorang.
Brian Suffoletto, dokter sekaligus peneliti dalam studi tersebut mempelajari 22 orang dewasa, dengan rentang usia 21-43 tahun yang dijadikan sukarelawan.
Mereka meminum vodka dengan kadar alkohol yang cukup untuk menghasilkan konsentrasi napas 0,2 persen, lebih besar ketimbang batas kadar alkohol yang dianjurkan pemerintah Amerika Serikat, yaitu 0,08 persen.
Baca Juga: Hasil Tes Cepat dan Kekebalan Tubuh, Bisa Jadi Harapan Melawan Covid-19
Setiap relawan memiliki waktu satu jam untuk menghabiskan alkohol, dan kemudian menganalisis konsentrasi alkohol napas mereka setiap jam selama tujuh jam sambil berjalan, baik itu melangkah maju maupun mundur. Peneliti lantas menempelkan ponsel ke bagian punggung bawah mereka dengan menggunakan sabuk elastis.
Selanjutnya, peneliti memakai aplikasi untuk merekam data akselerometer untuk mengukur akselerasi, gerakan dari sisi ke sisi, naik-turun dan maju dan mundur ketika peserta sedang berjalan.
Ketika penelitian telah mencapai 90 persen dari waktu yang ditentukan, para peneliti sudah mendapati perubahan gaya berjalan yang terdeteksi oleh sensor ponsel dan aplikasi, sekaligus mengidentifikasi kapan batas alkohol dalam darah seseorang melebihi 0,08 persen.
"Studi laboratorium terkontrol ini menunjukkan bahwa ponsel kami dapat berguna untuk mengidentifikasi ciri-ciri dari gangguan fungsional yang diakibatkan alkohol. Dengan ponsel, kami seakan memiliki sensor kuat yang bisa kami bawa kemanapun kami pergi. Saat ini, kita perlu belajar bagaimana menggunakannya untuk melayani kesehatan masyarakat dengan sebaik-baiknya," terang Suffoletto, sebagaimana dikutip dari CNN, Rabu (19/8/2020).
Baca Juga: Kelak di Masa Depan, Gua di Mars dan Bulan Bisa Jadi Rumah Manusia