Penelitian tidak menemukan perbedaan angka kematian di antara pasien kulit hitam dan kulit putih, yang dirawat di rumah sakit karena infeksi virus Corona, setelah disesuaikan dengan faktor sosiodemografi dan klinis.
Dr. Baligh Yehia dari Ascension Health di Missouri dan rekannya mempelajari 11.210 pasien virus Corona dewasa antara Februari dan Mei di 92 rumah sakit yang ada di 12 negara bagian.
Para ahli tidak menemukan perbedaan statistik dalam risiko kematian antara pasien kulit hitam dan kulit putih, setelah disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, status asuransi, komorbiditas, dan tempat perawatan.
Dari 11.210 pasien, sebanyak 37,3 persen berkulit hitam. Pasien kulit hitam lebih muda, didominasi oleh perempuan dan umumnya memiliki asuransi Medicaid daripada pasien kulit putih.
Baca Juga: Kelak di Masa Depan, Gua di Mars dan Bulan Bisa Jadi Rumah Manusia
Pasien kulit hitam juga lebih cenderung memiliki kondisi kesehatan lain seperti asma, kanker, penyakit ginjal kronis, gagal jantung kongestif, diabetes, hipertensi, dan obesitas.
Sekitar 63,7 persen pasien di rawat di rumah sakit dan 39,4 persen di antaranya berkulit hitam. Setelah menyesuaikan faktor luar, tim menemukan bahwa kematian 19,2 persen terjadi di antara pasien kulit hitam dan 23,1 persen di antara pasien kulit putih dengan angka kematian keseluruhan adalah 20,3 persen.
Para ilmuwan mencatat bahwa di seluruh Amerika Serikat, orang kulit hitam mengalami tingkat kasus Covid-19 dan tingkat kematian yang lebih tinggi.
Dalam penelitian ini, kematian bagi orang kulit hitam yang dapat mengakses perawatan rumah sakit tidak berbeda antara pasien kulit hitam dan kulit putih setelah disesuaikan dengan faktor sosiodemofrafi dan komordibitas. Untuk itu, para ilmuwan menyerukan penelitian tambahan tentang kematian akibat virus Corona berdasarkan ras.
Baca Juga: Tes Covid-19 Lewat Saliva Kolaburasi Ilmuwan dan NBA, Murah dan Mudah!