Hasil Tes Cepat dan Kekebalan Tubuh, Bisa Jadi Harapan Melawan Covid-19

Rabu, 19 Agustus 2020 | 07:42 WIB
Hasil Tes Cepat dan Kekebalan Tubuh, Bisa Jadi Harapan Melawan Covid-19
Ilustrasi laboratorium. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Persepsi umum adalah bahwa anak muda tidak perlu khawatir terinfeksi. Tetapi para ilmuwan telah menemukan bahwa anak muda terinfeksi yang tidak dirawat di rumah sakit, dapat memiliki efek jangka panjang.

"Pada individu yang masih muda dan sehat, yang tidak memerlukan rawat inap tetapi sakit dan cukup bergejala, sehingga harus beristirahat di tempat tidur selama satu atau dua minggu dan kemudian sembuh dari virus, mereka masih memiliki gejala yang tersisa selama berminggu-minggu dan terkadang berbulan-bulan," kata Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular, seperti dikutip CNN, Rabu (19/8/2020).

Sementara itu, banyak sekolah yang telah melanjutkan belajar tatap muka, dengan cepat melaporkan adanya infeksi.

Di Florida, lebih dari 25 distrik akan memulai pengajaran secara langsung pada akhir minggu. Tiga distrik yaitu Baker, Bradford, dan Martin melaporkan harus melakukan karantina siswa setelah seminggu mengikuti kelas secara bertatap muka. Menurut juru bicara distrik Jennifer DeShazo, Martin telah mengkarantina 292 siswa.

Baca Juga: Kelak di Masa Depan, Gua di Mars dan Bulan Bisa Jadi Rumah Manusia

University of North Carolina di Chapel Hill juga secara tiba-tiba memutuskan, minggu ini akan meniadakan kelas sarjana secara langsung di kampus. Setelah sekitar 130 mahasiswa dinyatakan positif Covid-19, pada minggu pertama sejak kelas dimulai.

Murid-murid tiba di lokasi di Brisbane, Australia, Senin (11/5/2020), pada hari pertama bersekolah secara tatap muka setelah mereka beberapa waktu belajar secara daring dari rumah untuk mencegah penyebaran wabah virus corona (COVID-19). (ANTARA/AAP Image/Dan Peled via REUTERS/TM)
Ilustrasi murid-murid hari pertama bersekolah secara tatap muka setelah mereka beberapa waktu belajar secara daring dari rumah untuk mencegah penyebaran wabah virus corona (COVID-19). (ANTARA/AAP Image/Dan Peled via REUTERS/TM)

University of Notre Dame yang dibuka kembali 15 hari yang lalu telah melaporkan 147 orang dinyatakan positif Covid-19. South Bend University juga melaporkan kasus serupa, dengan mengumumkan mahasiswa sarjana akan beralih ke kelas online selama dua minggu ke depan.

"Kami telah melihat peningkatan dramatis dalam jumlah kasus positif Covid-19 dalam minggu-minggu pertama kampus dibuka kembali. Lonjakan kasus ini sangat serius dan kita juga harus mengambil langkah serius untuk mengatasinya," kata John I. Jenkins, rektor salah satu universitas.

Sementara itu, Los Angeles Unified School District mengatakan akan memberikan pengujian Covid-19 secara teratur dan pelacakan kontak untuk semua siswa dan staf, serta untuk keluarga dari mereka yang dites positif.

"Jika kita ingin menjaga agar sekolah tidak menjadi wadah penularan dan kita ingin semua komunitas sekolah tetap aman, kita perlu melakukan uji coba dan penelusuran di sekolah," kata Inspektur Austin Beutner.

Baca Juga: Tes Covid-19 Lewat Saliva Kolaburasi Ilmuwan dan NBA, Murah dan Mudah!

Di sisi lain, kematian akibat Covid-19 yang tampak membawa ras juga disoroti. Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal JAMA Network Open, jika pasien virus Corona berkulit hitam diberi akses yang sama ke perawatan rumah sakit seperti pasien kulit putih, tingkat kematiannya di rumah sakit tampaknya akan berbeda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI