Suara.com - Salah satu kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi China, Sinopharm, kemungkinan akan tersedia di pasar pada akhir Desember mendatang.
Disinyalir, vaksin Covid-19 tersebut akan dijual dengan harga terjangkau, yakni kurang dari 1.000 yuan atau sekitar Rp 2,15 juta untuk dua suntikan.
Menurut ketua Grup Farmasi Nasional China (Sinopharm), Liu Jingzhen dilansir Global Times mengutip Guangming Daily, Rabu (19/8/2020), prosedur tinjauan pemasaran akan dimulai setelah uji klinis fase III di luar negeri selesai.
Liu menjanjikan, harga vaksin tidak akan tinggi setelah mereka masuk ke pasar, dengan dua suntikan berharga kurang dari 1.000 yuan atau sekitar Rp 2,15 juta.
Baca Juga: WHO Desak Negara Anggota untuk Bergabung dalam Proyek Vaksin Global
Menurut Liu, tidak semua 1,4 miliar orang China perlu divaksinasi.
Dia menyarankan agar siswa dan mereka yang bekerja di kota, harus mengambil suntikan.
Namun, mereka yang tinggal di daerah pedesaan dengan populasi yang relatif lebih kecil, tidak perlu melakukannya.
Setelah vaksin tersedia untuk umum, beberapa kelompok besar seperti pekerja medis dan pelajar, mungkin bisa mendapatkannya secara gratis.
Sementara yang lain harus mendapatkan vaksinasi dengan biaya sendiri, kata para analis.
Baca Juga: Pemerintah Klaim Mulai Produksi 300 Juta Jarum Suntik Vaksin Covid-19
Sinopharm mulai menawarkan suntikan sukarela gratis kepada pekerja medis garis depan di beberapa rumah sakit milik negara, pada akhir Juli lalu.
Berita tersebut memicu diskusi hangat di platform media sosial China. Sebuah survei di Weibo terhadap hampir 5.000 responden, 2.527 mengatakan mereka tidak mampu membeli vaksin, sementara 2.127 lainnya mengatakan bahwa biayanya cukup rendah sehingga mereka akan menerima suntikan.
Menariknya, menurut otoritas kesehatan China, masyarakat bisa mendapatkan vaksin gratis jika vaksin tersebut termasuk dalam program imunisasi nasional, yang mencakup 14 suntikan untuk 15 penyakit seperti polio dan hepatitis B.
Dua kandidat vaksin yang tidak aktif yang dikembangkan oleh institut di bawah Sinopharm secara terpisah di Beijing dan Wuhan, dikirim ke uji klinis fase III di Uni Emirat Arab pada Juni lalu.
Liu sendiri juga telah disuntik dengan dua tembakan dari salah satu kandidat yang tidak aktif. Sejauh ini, dia mengatakan dia merasa "tidak ada efek samping."
"Sebuah pabrik di Beijing yang mampu memproduksi 120 juta dosis per tahun, telah lulus pemeriksaan keamanan biologis dari otoritas terkait dan siap untuk diproduksi. Pabrik Sinopharm lain di Wuhan, mampu menghasilkan 100 juta dosis per tahun," kata Liu.