Suara.com - Para astronom menemukan galaksi jauh, bernama SPT0418-47, tampak seperti cincin terang karena proses yang disebut pelensaan gravitasi, sehingga mengubah tampilannya menjadi seperti cincin.
Faktanya, galaksi tersebut sangat mirip dengan galaksi Bimasakti. Menariknya, SPT0418-47 datang dari alam semesta awal. Dilaporkan dalam jurnal Nature, SPT0418-47 berusia 1,4 miliar tahun setelah Big Bang. Ini adalah masa ketika para astronom memprediksi bahwa galaksi masih terbentuk secara kacau. Namun, SPT0418-47 justru menampilkan dua fitur yang mirip dengan galaksi saat ini, yaitu piringan yang berputar dan tonjolan.
SPT0418-47 tidak memiliki lengan spiral seperti Bimasakti, tetapi keberadaan cakram menempatkannya bersama dengan penemuan baru-baru ini tentang galaksi yang tertata rapi sejak kosmos masih berusia muda. Temuan ini tidak sesuai dengan teori tentang bagaimana galaksi terbentuk.
"Ketika saya pertama kali melihat gambar rekonstruksi SPT0418-47, saya tidak percaya. Ini seperti membuka peti harta karun," ucap Francesca Rizzo, peneliti dari Max Planck Institute for Astrophysics di Jerman, seperti dikutip dari IFL Science, Senin (17/8/2020).
Baca Juga: Gunakan AI, Astronom Temukan Galaksi dengan Tingkat Oksigen Terendah
Hasil ini, dia menambahkan, mewakili terobosan di bidang pembentukan galaksi, yang menunjukkan bahwa struktur yang diamati di galaksi spiral terdekat dan di Bimasakti sudah ada 12 miliar tahun yang lalu.
Teleskop saat ini tidak cukup kuat untuk mempelajari galaksi tersebut tanpa bantuan lensa gravitasi. Galaksi dan gugus galaksi cukup masif untuk melengkungkan ruang-waktu, sehingga galaksi jauh di latar belakang dapat diperbesar oleh lengkungan gravitasi.
SPT0418-47 sejajar sempurna dengan galaksi latar depan dalam pengamatan yang dilakukan oleh Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA). ALMA memungkinkan tim untuk melacak pergerakan gas dan memahami bentuk galaksi yang sebenarnya.
"Apa yang kami temukan cukup membingungkan. Meskipun membentuk bintang dengan kecepatan tinggi dan karena itu menjadi tempat proses yang sangat energik, SPT0418-47 adalah cakram galaksi paling teratur yang pernah diamati di alam semesta awal," kata Simona Vegetti, rekan penulis dari Max Planck Institute.
Hasil penelitian ini sangat tidak terduga dan memiliki implikasi penting bagaimana para ilmuwan berpikir tentang evolusi galaksi. Dengan melakukan lebih banyak pengamatan dan lebih banyak galaksi, perlu ditemukan dari alam semesta awal dapat memperdalam pemahaman. Para ilmuwan juga berharap observatorium masa depan seperti Extremely Large Telescope milik European Southern Observatory dapat melakukan tugas itu.
Baca Juga: Ilmuwan Deteksi Sinyal Radio di Bima Sakti, dari Alien?