Ilmuwan Temukan Tempat Kremasi Tertua Berusia 9000 Tahun

Senin, 17 Agustus 2020 | 11:30 WIB
Ilmuwan Temukan Tempat Kremasi Tertua Berusia 9000 Tahun
Ilustrasi proses kremasi. [Emily Marie Wilson / Shutterstock.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, mengungkap penggalian situs tempat kremasi manusia tertua, yang diketahui dan menunjukkan bahwa orang-orang kuno di Timur Dekat mulai membakar mayat sekitar 7000 SM.

Penggalian itu mengungkap, sisa-sisa orang dewasa muda yang tulangnya mengalami kerusakan akibat pembakaran tubuh yang disengaja. Studi yang dipimpin oleh Fanny Bocquentin dari French National Center for Scientific Research (CNRS) dan timnya, melakukan penggalian di situs Neolitikum Beisamoun di Israel Utara.

Upaya para ahli menemukan lubang kremasi kuno yang tampaknya berisi sisa-sisa mayat lengkap yang sengaja dibakar sebagai praktik penguburan.

Meskipun beberapa bagian kerangka telah bergerser, para ahli mencatat bahwa tubuh sebagian besar tetap teratur, menandakan itu masuk secara keseluruhan dan bukan potongan-potongan tubuh.

Baca Juga: Lebih 100 Tahun, Ilmuwan Masih Tak Bisa Bedakan Otak Perempuan dan Lelaki

Investigasi terhadap tulang tersebut mengungkapkan bahwa itu adalah orang dewasa muda dari sekitar 7013-6700 SM, menjadikannya contoh kremasi tertua yang pernah diketahui di Timur Dekat.

Tulang tersebut juga menunjukkan tanda-tanda distorsi, penyusutan, pemecahan, dan retakan longitudinal, yang mengindikasi bahwa tulang tersebut dipanaskan hingga sekitar 500 derajat Celcius. Dilansir dari IFL Science, Senin (17/8/2020), para ilmuwan yakin acara yang dilakukan adalah kremasi mayat segar dan bukan sisa-sisa kebakaran yang tidak disengaja.

Penemuan tempat kremasi tertua. [Plos.org]
Penemuan tempat kremasi tertua. [Plos.org]

Para ilmuwan menggunakan pendekatan multidisiplin yang mengintegrasikan praktik dalam arkeotanatologi, analisis spasial, studi tentang sisa-sisa manusia dan non-manusia, dan analisis tanah untuk membangun garis waktu, dari tahapan dan teknik yang terlibat dalam ritual penguburan.

Kremasi ini berlangsung selama periode waktu yang signifikan untuk praktik penguburan di Timur Dekat karena praktik-praktik tradisional, seperti pemindahan kepala orang meninggal atau penguburan orang di dalam pemukiman semakin menjauh.

Peralihan menuju pendekatan baru untuk pembuangan jenazah kemungkinan besar menandakan pergeseran signifikan orang yang meninggal dalam masyarakat. Bocquntin dan timnya sekarang berusaha menemukan bukti lebih lanjut tentang kremasi kuno tersebut, untuk lebih memahami praktik awal dan transisi sikap manusia purba terhadap orang meninggal

Baca Juga: Pernah Kirim Sinyal ke Pengorbit Bulan, Ilmuwan Akhirnya Mendapat Balasan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI