Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pertama kalinya menyatakan bahwa orang yang telah sembuh dari Covid-19 kemungkinan memiliki kekebalan terhadap virus tersebut.
Meski begitu, badan kesehatan berbasis di Amerika Serikat tersebut menggarisabawahi bahwa masa kekebalan itu tidak akan bertahan lebih dari tiga bulan.
"Orang yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 tidak perlu dikarantina atau dites lagi hingga tiga bulan selama mereka tidak menunjukkan gejala lagi, '' kata pedoman CDC yang baru-baru ini diperbarui, seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (15/8/2020).
"Namun, orang yang menunjukkan gejala lagi dalam 3 bulan setelah serangan pertama Covid-19, mungkin perlu diuji lagi untuk mengetahui gejala mereka," imbuhnya.
Baca Juga: Bill Gates Sentil Cara CDC Tangani Pandemi Covid-19, Begini Katanya...
Buku pedoman penanaganan Covid-19 yang sudah diperbarui CDC juga membahas seputar waktu pemulihan selama pasien menjalani perawatan, hingga kemungkinan adanya infeksi ulang virus corona.
Terlepas dari pembaruan buku pedoman yang dirilis CDC, ilmuwan di seluruh dunia hingga saat ini masih mencoba mencari tahu seberapa protektif antibodi yang dikembangkan seseorang untuk melawan virus corona.
Sebagian besar dari ilmuwan memperkirakan bahwa antibodi pasien sembuh Covid-19 hanya bisa bertahan dalam hitungan beberapa minggu dan beberapa bulan.
Sebuah penelitian besar baru di AS menunjukkan bahwa plasma darah pasien sembuh Covid-19 memang mengandung antibodi terhadap virus corona, sehingga antibodi mereka diambil untuk dijadikan sebagai vaksin untuk mengobati pasien Covid-19 yang masih dalam tahap perawatan.
Meski belum bisa disebut sebagai obat, namun dalam beberapa kasus antibodi tersebut meningkatkan peluang pasien Covid-19 agar bisa bertahan hidup.
Baca Juga: CDC: Tak Sengaja Telan Hand Sanitizer Bisa Sebabkan Kebutaan dan Kematian
Namun di sisi lain, jurnal Nature mencatat bahwa khasiat antibodi dari pasien sembuh Covid-19 akan menurun dalam waktu sekitar 2-3 bulan.