Lebih 100 Tahun, Ilmuwan Masih Tak Bisa Bedakan Otak Perempuan dan Lelaki

Minggu, 16 Agustus 2020 | 11:00 WIB
Lebih 100 Tahun, Ilmuwan Masih Tak Bisa Bedakan Otak Perempuan dan Lelaki
Ilustrasi otak lelaki dan otak perempuan. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan telah mencari perbedaan antara otak perempuan dan lelaki setidaknya sejak abad ke-19, ketika ilmuwan Samuel George Morton menuangkan biji dan tembahan timah ke tengkorak manusia untuk mengukur volumenya.

Polymath Perancis terkemuka Gustave Le Bon menemukan bahwa otak lelaki biasanya lebih besar daripada perempuan. Hal ini mendorong penemu jam listrik Alexander Bain dan ahli fisiologi George Romanes berpendapat bahwa perbedaan ukuran ini membuat lelaki lebih pintar.

Namun, filsuf John Stuart Mill menyebut dengan kriteria tersebut, gajah dan paus harusnya lebih pintar dari manusia. Hal itu membuat fokus bergeser ke ukuran relatif wilayah otak.

Ahli frenologi menyebut bagian otak besar di atas mata, yang disebut lobus frontal, paling penting untuk kecerdasan dan secara proporsional lebih besar pada lelaki. Sedangkan lobus parietal yang berada tepat di belakang lobus frontal, secara proporsional lebih besar pada perempuan.

Baca Juga: Pernah Kirim Sinyal ke Pengorbit Bulan, Ilmuwan Akhirnya Mendapat Balasan

Mana yang lebih sering Anda pikirkan, makan atau bercinta?
Ilustrasi otak. [Shutterstock]

Belakangan, ahli neuroanatom berargumen bahwa lobus parietal lebih penting untuk peran kecerdasan dan milik lelaki sebenarnya lebih besar.

Pada abad ke-20 dan ke-21, para ilmuwan mencari ciri khas otak perempuan dan lelaki di subdivisi otak yang lebih kecil. Namun, menurut Ari Berkowitz, Direktur Program Pascasarjana Neurobiologi Seluler dan Perilaku di University of Oklahoma, pencarian tersebut salah kaprah karena otak manusia sangat bervariasi.

Perbedaan jenis kelamin otak terbesar dan paling konsisten ditemukan di hipotalamus, sebuah struktur kecil yang mengatur fisiologi dan perilaku reproduksi. Setidaknya satu subdivisi hipotalamus lebih besar pada hewan pengerat jantan dan manusia (lelaki).

Tetapi tujuan banyak ilmuwan adalah untuk mengidentifikasi penyebab perbedaan pemikiran antara otak lelaki dan perempuan, bukan hanya dari segi fisiologi reproduksi, dan perhatian para ahli beralih ke otak besar manusia yang bertanggung jawab atas kecerdasan.

Di dalam otak besar, korpus kalosum yang berfungsi memfasilitasi komunikasi atau sinkronisasi antara otak kanan dan kiri, mendapat perhatian lebih baik dalam penelitian ini.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Bekas Benturan Terbesar di Tata Surya pada Bulan Jupiter

Pada abad ke-20 dan ke-21, beberapa peneliti menemukan seluruh korpus kalosum secara proporsional rata-rata lebih besar pada perempuan, sementara yang lain hanya menemukan bagian terntu yang lebih besar. Perbedaan ini menarik perhatian dan diduga menyebabkan perbedaan jenis kelamin secara kognitif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI