Kunjungi Asteroid Lain, Jepang Perpanjang Misi Hayabusa 2

Jum'at, 14 Agustus 2020 | 11:45 WIB
Kunjungi Asteroid Lain, Jepang Perpanjang Misi Hayabusa 2
Wahana antariksa milik Jepang, Hayabusa 2. [AFP/Jiji Press]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Misi Hayabusa 2 sedang dalam perjalan pulang dari asteroid bernama Ryugu dengan membawa sampel batu luar angkasa tersebut. Tampaknya, Bumi mungkin bukan tujuan akhir pesawat luar angkasa itu.

Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang (JAXA) sedang mengevaluasi perhentian kedua untuk penyelidikan batu luar angkasa. Perpanjangan misi seperti itu, yang akan berlangsung lebih dari satu dekade, dapat membuat Hayabusa 2 mengorbit asteroid kedua.

Peluang perpanjangan misi berasal dari kombinasi dua faktor, yaitu mesin pesawat luar angkasa masih menampung sekitar setengah bahan bakar, dan tidak perlu pulang ke Bumi untuk menyelesaikan bagian pengembalian sampel dari agenda awalnya.

Sebagai gantinya, pesawat luar angkasa ini akan menyebarkan kapsul kecil berisi potongan asteroid, yang akan jatuh melalui atmosfer Bumi dan mendarat di Pedalaman Australia pada 6 Desember mendatang.

Baca Juga: Astronom Temukan Dinding Awan Asam Bersembunyi di Venus Selama 3 Dekade

Ketika para insinyur JAXA menghitung jumlahnya, para ahli menyadari bahwa Hayabusa 2 dapat mengirim kapsul tersebut dalam perjalanannya dan masih tetap dapat melanjutkan perjalanan lain.

Pesawat luar angkasa harus tinggal di tata surya bagian dalam untuk mendapatkan tenaga surya yang cukup, tetapi tim menghitung bahwa Hayabusa 2 akan memiliki bahan bakar yang cukup untuk mengunjungi salah satu dari 354 tujuan berbeda, termasuk Venus, Mars, komet terdekat, dan sejumlah asteroid.

Ilustrasi salah satu aktivitas Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA). [Shutterstock]
Ilustrasi salah satu aktivitas Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA). [Shutterstock]

Tim ahli telah mempersempit potensi target kedua Hayabusa 2 menjadi hanya dua kandidat dan keduanya adalah asteroid kecil dekat Bumi, seperti Ryugu, tetapi hanya selebar sepersepuluh dari Ryugu.

Meskipun ukurannya kecil, kedua kandidat secara ilmiah menarik perhatian para ilmuwan dan Hayabusa 2 akan dapat menyelinap ke orbit di sekitar salah satunya, daripada hanya terbang, membuat asteroid kecil menjadi target yang lebih menarik.

Hayabusa 2 hanya dirancang untuk bertahan dari misi enam tahun pada awalnya, bukan satu dekade ekstra berada di lingkungan luar angkasa yang keras. Tetapi bagi JAXA, ada sedikit risiko dalam mencoba untuk terus mengoperasikan pesawat tersebut.

Baca Juga: Jepang Berhasil Tangkap Penampakan Tsunami Gas Beracun di Venus

Dalam kasus salah satu target asteroid potensial, Hayabusa 2 perlu melakukan perjalanan yang panjang dan berliku, menghemat bahan bakar dan sebaliknya mengandalkan dorongan gravitasi, dan diprediksi baru tiba pada 2029 atau 2031, tergantung objek mana yang akan didatangi.

Di sisi lain, JAXA menginginkan kedatangan Hayabusa 2 yang lebih cepat, namun tidak ada target lain yang dapat dicapai Hayabusa 2 dalam waktu kurang dari lima tahun.

Menurut JAXA, Hayabusa 2 akan mampu melakukan penelitian ilmiah jauh sebelum mencapai target barunya. Dengan kata lain, Hayabusa 2 dapat mempelajari cahaya memantulkan debu antar planet dan mencari eksoplanet selama bagian dari perjalannya menuju target.

Itu juga bisa mempelajari Bulan selama manuver terbang yang perlu dilakukan di sekitar Bumi dan pesawat luar angkasa juga dapat melewati Venus atau asteroid lain, menawarkan kesempatan observasi lainnya.

Hingga pada akhirnya, Hayabusa 2 akan tiba di salah satu target tersebut. Kedua target potensial itu disebut 2001 AV43 dan 1998 KY26 yang dikategorikan sebagai objek dekat Bumi, seperti Ryugu dan Bennu. Menurut database NASA, masing-masing mengorbit Matahari setiap 500 hari atau lebih.

Kedua asteroid memiliki beberapa karakteristik yang menarik. Keduanya cukup kecil, hanya 30 hingga 40 meter dan berputar cukup cepat, membuat putaran penuh setiap 10 menit atau lebih.

Menurut JAXA, para ilmuwan tidak pernah melihat dari dekat batu angkasa kecil yang berputar cepat seperti itu, yang membuat keduanya menarik, karena gaya luar yang diciptakan oleh putaran itu kemungkinan akan lebih kuat daripada gravitasi objek.

Selain itu, ciri-ciri tersebut membuat para ilmuwan bertanya-tanua apakah kedua batuan antariksa ini adalah benda padat atau hanya asteroid "tumpukan puing" seperti Ryugu, yang terbentuk ketika puing-puing dari tabrakan mengumpul.

Asteroid Ryugu, yang berjarak 280 juta kilometer dari Bumi, seperti difoto oleh robot-robot Jepang pada pekan ini. [AFP/Jaxa]
Asteroid Ryugu, yang berjarak 280 juta kilometer dari Bumi, seperti difoto oleh robot-robot Jepang pada pekan ini. [AFP/Jaxa]

Dilansir dari Space.com, Jumat (14/8/2020), 2001 AV43 tampak memiliki ukuran yang agak memanjang dan mungkin merupakan campuran bahan berbatu dan logam, kombinasi yang agak kurang umum untuk asteroid.

Sementara 1998 KY26, sebaliknya lebih bulat dan kemungkinan merupakan jenis asteroid yang lebih kaya karbon, kelas batuan antariksa yang paling umum dan kategori yang sama dengan Ryugu dan Bennu.

Hayabusa 2 diprediksi dapat mencapai 2001 AV43 pada November 2029, sementara pesawat luar angkasa itu baru akan mencapai 1998 KY26 pada Juli 2031. JAXA akan memutuskan target mana yang lebih menjanjikan pada musim gugur tahun ini, kemudian menunggu dukungan anggaran biaya sebelum menentukan apakah Hayabusa 2 dapat memperpanjang misi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI