Pengamatan Pertama Gerhana Bulan Hubble Bantu Astronom Cari Kehidupan Alien

Kamis, 13 Agustus 2020 | 15:30 WIB
Pengamatan Pertama Gerhana Bulan Hubble Bantu Astronom Cari Kehidupan Alien
Ilustrasi Astronom. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para astronom telah menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble untuk mengamati gerhana Bulan total, dalam ultraviolet dan dari luar angkasa untuk pertama kalinya.

Pengamatan berlangsung pada 21 Januari 2019 dengan tujuan yang unik, yaitu untuk mempelajari atmosfer Bumi secara tidak langsung untuk melihat jenis bahan kimia apa yang dapat dideteksi dengan cara ini.

Saat Bulan berada dalam bayangan Bumi, Bulan akan tampak berwarna merah. Ini karena cahaya Matahari disaring melalui atmosfer Bumi dan dipantulkan oleh Bulan.

Ilustrasi. (Shutterstock)
Ilustrasi alien. (Shutterstock)

Seperti dilansir The Astronomical Journal, dengan memanfaatkan gerhana Bulan total, Hubble mampu mendeteksi keberadaan ozon di atmosfer Bumi.

Baca Juga: Astronom Temukan Dinding Awan Asam Bersembunyi di Venus Selama 3 Dekade

"Menemukan ozon adalah hal yang penting karena merupakan produk sampingan fotokimia dari oksigen molekuler, yang merupakan produk sampingan kehidupan," kata Allison Youngblood, peneliti utama dari Laboratory for Atmospheric and Space Physics, seperti dikutip IFL Science, Kamis (13/8/2020).

Mungkin beberapa berpikir, tidak terlalu menarik ketika Hubble menemukan produk sampingan kehidupan Bumi karena bagaimanapun, sudah pasti Bumi penuh dengan kehidupan. Tetapi, pendekatan ini dapat digunakan untuk mempelajari planet di luar tata surya.

Ketika eksoplanet ini lewat di depan bintangnya, cahaya yang disaring dipengaruhi oleh komposisi kimiawi atmosfer. Menggunakan Bumi sebagai proxy, para ilmuwan mungkin dapat mengidentifikasi dunia lain dengan atmosfer serupa.

Teleskop Hubble. [Shutterstock]
Teleskop Hubble. [Shutterstock]

Sebuah eksoplanet yang memiliki ozon akan menjadi penemuan yang menarik, tetapi itu dapat terbentuk dengan cara yang tidak membutuhkan kehidupan. Sehingga lebih banyak bahan kimia yang harus diidentifikasi sebelum dapat memastikan keberadaan kehidupan di luar tata surya.

"Salah satu tujuan utama NASA adalah mengidentifikasi planet yang dapat mendukung kehidupan. Tapi bagaimana kita bisa tahu planet yang bisa dihuni atau tidak dihuni jika kita melihatnya? Seperti apa bentuknya dengan teknik yang dimiliki astronom untuk mengkarakterisasi atmosfer eksoplanet? Itulah mengapa penting untuk mengembangkan model spektrum Bumi sebagai template untuk mengkategorikan atmosfer di eksoplanet," tambah Youngblood.

Baca Juga: Astronom Sebut Mestinya Ada Tujuh Planet Layak Huni di Tata Surya

Mempelajari atmosfer eksoplanet seukuran Bumi masih di luar kemampuan instrumen penjelajahan saat ini karena sangat kecil dan atmosfernya sangat tipis. Tetapi penting bagi para ahli untuk mengetahui apa yang harus dicari, sehingga observatorium masa depan dapat dibangun dengan mempertimbangkan hal itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI