NASA Petakan Kerusakan Ledakan Beirut dari Luar Angkasa

Kamis, 13 Agustus 2020 | 14:13 WIB
NASA Petakan Kerusakan Ledakan Beirut dari Luar Angkasa
Suasana pelabuhan Beirut setelah terjadinya ledakan dahsyat pada Selasa (4/8/2020). [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan NASA menggunakan data dari program satelit Eropa, membantu memetakan kerusakan yang disebabkan ketika sebuah ledakan dahsyat mengguncang Beirut, Lebanon, pada Selasa (4/8/2020).

Tim NASA Advanced Rapid Imaging and Analysis (ARIA) memetakan kerusakan menggunakan radar aperture sintetis, yang diperoleh dari program Copernicus Sentinel milik Badan Antariksa Eropa (ESA). Radar menunjukkan perubahan pada tanah sebelum dan sesudah peristiwa besar, seperti gempa Bumi.

"Peta seperti ini dapat membantu mengidentifikasi wilayah yang rusak parah di mana orang mungkin membutuhkan bantuan. Ledakan tersebut terjadi di dekat pelabuhan kota dan diperkirakan menyebabkan kerusakan bernilai miliaran dolar," kata NASA dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Space.com, Kamis (13/8/2020).

Kerusakan terparah, seperti di sekitar pelabuhan Beirut, akan ditampilkan sebagai piksel berwarna merah tua. Sementara wilayah yang memiliki kerusakan sedang, ditandai dengan warna oranye.

Baca Juga: Astronom Temukan Samudera Tersembunyi di Planet Kerdil Ceres

Kondisi ledakan di Beirut. [NASA]
Kondisi ledakan di Beirut. [NASA]

Area dengan warna kuning, kemungkinan tidak terlalu terpengaruh dampak ledakan. Setiap piksel mewakiliki area seluas 30 meter.

Kerusakan yang disebakan ledakan Beirut juga telah dipetakan oleh satelit lain, termasuk satelit SkySat yang dioperasikan oleh Planet, perusahaan yang berbasis di San Francisco. Citra satelit yang dirilis minggu lalu menunjukkan area pelabuhan sebelum dan sesudah ledakan terjadi.

Menurut laporan, lebih dari 200 orang diyakini meninggal dunia akibat ledakan tersebut, dengan puluhan orang masih menghilang. Tiga menteri kabinet dan beberapa anggota parlemen telah mengundurkan diri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI