Sebagian orang menggunakan pengaturan ini untuk melakukan percakapan tentang topik-topik sensitif seperti politik dan masalah sosial. Mereka yang memiliki banyak pengikut, menggunakan pengaturan ini untuk berbagi lebih banyak tentang perasaan mereka, opini, dan berita pribadi.
3. Pengguna masih bisa melihat berbagai sudut pandang dalam sebuah percakapan
Penelitian menunjukkan bahwa pengguna memahami adanya pembatasan terhadap siapa yang dapat membalas Tweet dengan pengaturan percakapan ini. Kunjungan pada linimasa Retweet dengan Komentar meningkat 4x lipat pada Tweet yang menggunakan pengaturan ini.
Pendapat yang berbeda, masih dapat dibagikan melalui Retweet dengan Komentar, yang terkadang justru menjangkau lebih banyak audiens daripada Tweet originalnya.
Baca Juga: Telkomsel Trending di Twitter, Warganet Serukan Keluhannya
"Twitter akan terus berupaya memudahkan pengguna menemukan dan terlibat dalam seluruh percakapan melalui Retweet dengan Komentar. Selain itu, Twitter juga melakukan uji coba penggunaan label baru untuk memudahkan pengguna mengetahui saat pengaturan percakapan ini digunakan," tulis juru bicara Twitter dalam keterangannya.
Dalam beberapa bulan ke depan, Twitter juga berencana menambahkan opsi agar pengguna dapat mengundang lebih banyak orang untuk dapat bergabung setelah percakapan dimulai.