Suara.com - Awan Arcus merupakan awan dataran rendah dengan dasar awan yang terbentuk pada ketinggian sekitar 2 kilometer. Umumnya, awan ini menyebar secara horizontal dengan formasi mencolok secara visual.
Awan Arcus dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu Shelf Clouds dan Roll Clouds. Sementara dua jenis awan utama yang terkait dengan pembentukan awan arcus adalah Awan Kumulus dan Kumulonimbus.
Secara khusus, arus naik dan turun yang ada pada Awan Kumulonimbus bertanggung jawab atas terciptanya banyak formasi Arcus yang spektakuler.
Berbeda dengan Awan Kumulonimbus yang menjadi dasar pembentukan banyak Awan Arcus, yang berkembang dan menyebar secara horizontal.
Baca Juga: BMKG Ungkap Fakta Fenomena Awan Berbentuk Tsunami di Aceh
Awan Arcus tidak menimbulkan bahaya langsung dalam bentuk curah hujan atau angin kencang. Namun dalam banyak kasus, awan ini bertindak sebagai pendahulu badai dan cuaca buruk yang mendekat.
Awan Arcus terbentuk ketika udara dingin akibat ketinggian dan curah hujan dibawa ke tanah, melalui aliran angin bawah dari mana udara itu menyebar secara horizontal di depan sistem badai.
Udara dingin menjadi lebih berat menyebar dengan cepat ke atas tanah dan dan mendorong ke bawah udara lembab yang lebih hangat, mengangkatnya ke atmosfer.
Setelahnya, saat udara hangat naik dan dingin turun, terjadi kondensasi yang mengarah pada pembentukan Awan Arcus dengan bentuk dan karakteristik yang unik.
Tergantung pada kondisi dan lokasi atmosfer tertentu, proses ini mengarah pada pembentukan Shelf Clouds atau Roll Cloud.
Baca Juga: Awan Mirip Tsunami di Aceh Dipantik Dinamika Atmosfer
Baik Shelf Cloud maupun Roll Cloud masing-masing memiliki tampilan unik. Kedua jenis Awan Arcus tersebut mungkin memiliki asal yang serupa, tetapi tampak sangat berbeda secara penampilan dan karakteristiknya.