Benarkah Cegukan Bisa Menjadi Gejala Virus Corona?

Selasa, 11 Agustus 2020 | 15:31 WIB
Benarkah Cegukan Bisa Menjadi Gejala Virus Corona?
ilustrasi cegukan. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagian besar mengandalkan gejala yang muncul untuk mendiagnosis infeksi virus Corona (Covid-19). Baru-baru ini, muncul pernyataan yang menyebut cegukan bisa menjadi tanda dari virus tersebut.

Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam American Journal of Emergency Medicine, membenarkan hal itu dan menyebut bahwa cegukan secara terus-meneurs bisa menjadi gejala Covid-19.

Dalam laporan kasus, Garrett Prince, MD, dan Michelle Sergel, MD, dari Cook County Health, menggambarkan apa yang dialami seorang lelaki berusia 62 tahun, yang datang ke Cook County Health Emergency Department (ED).

Lelaki itu mengalami cegukan selama empat hari berturut-turut dan penurunan berat badan sekitar 11 kilogram, dalam kurun waktu empat bulan.

Baca Juga: Waspada! 3 Gejala Virus Corona Ini Tak Banyak Disadari

Ilustrasi sesak napas. [Shutterstock]
Ilustrasi sesak napas. [Shutterstock]

Meski begitu, lelaki tersebut tidak menunjukkan gejala lainnya seperti demam, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, nyeri dada, atau sesak napas. Tidak ada gejala yang ditemukan di daftar "Gejala Virus Corona" seperti yang dipaparkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Satu-satunya masalah medis lain tampaknya hanya diabetes, hipertensi, dan penyakit arteri koroner. Pemeriksaan fisik juga menunjukkan suhu tubuhnya 37,3 derajat Celcius dan tidak menunjukkan gejala demam.

Para dokter tidak mengizinkan lelaki tersebut pulang. Mengalami cegukan selama empat hari adalah hal berbeda.

Faktanya, setelah mengalami cegukan selama dua hari atau 48 jam, seharusnya lelaki tersebut langsung mencari pertolongan medis dan jangan mencoba melakukan tindakan pencegahan lain seperti menahan napas.

Cegukan pada dasarnya adalah kejang pada diafragma. Dalam kasus ini, diafragma mengacu pada otot yang berada di bawah paru-paru dan biasanya membantu ketika menarik napas saat otot-otot ini berkontraksi. mengencangkan otot-otot ini akan menurunkan diafragma, yang kemudian paru-paru akan mengembang dan terisi udara. Otot-otot ini berkontraksi ketika saraf frenikus, yang membentang dari leher ke diafragma, diaktifkan.

Baca Juga: Cegukan Tak Henti Bisa Jadi Tanda Virus Corona Covid-19, Ini Kata Dokter

Saraf yang teriritasi dapat menyebabkan kontraksi tak disengaja pada diafragma dan mengeluarkan bunyi saat cegukan. Serangan cegukan yang berkepanjangan mungkin merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang merusak atau mengiritasi saraf frenikus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI