Suara.com - Para ilmuwan telah memecahkan misteri tentang bagaimana reptil purba berusia 242 juta tahun, dengan ukuran leher tiga kali lebih panjang dari badannya, mampu bergerak dan menemukan bahwa reptil itu hidup di laut.
Ahli paleontologi telah dibuat bingung sejak fosil makhluk itu, yang merupakan bagian dari genus Tanystropheus, pertama kali ditemukan pada 1852. Pasalnya, para ahli tidak dapat mengetahui bagaimana hewan tersebut dapat menopang berat lehernya.
"Tubuh aneh makhluk itu tidak memperjelas satu atau lain cara bagaimana ia bergerak," kata para peneliti ketika melihat leher tersebut seperti jerapah dan masih tak yakin apakah hewan tersebut hidup di darat atau di laut.
Misteri itu terpecahkan, ketika sebuah studi baru yang dilakukan oleh Universitas Zurich merekonstruksi tengkorak reptil dan mengungkapkan beberapa adaptasi yang sangat jelas untuk kehidupan di air.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Telur Reptil Berusia 66 Juta Tahun Sebesar Bola Sepak
"Leher hewan itu tidak masuk akal di lingkungan terestrial (permukaan tanah). Ini adalah struktur yang aneh untuk dibawa-bawa," ucap Olivier Rieppel, ahli paleontologi di Field Museum, Chicago dan salah satu penulis studi, seperti dikutip Independent, Senin (10/8/2020).
Rieppel menggambarkan makhluk tersebut sebagai "buaya gemuk dengan leher yang sangat, sangat panjang".
Pemindaian menunjukkan bahwa reptil setinggi sekitar 6 meter itu memiliki lubang hidung di bagian atas moncongnya dan gigi yang melengkung serta saling bertautan, di mana keduanya merupakan indikasi hewan yang akan berburu di dalam air.
"Kemungkinan berburu dengan diam-diam mendekati mangsanya di air keruh menggunakan kepala kecil dan leher yang sangat panjang untuk tetap bersembunyi," kata Stephan Spiekman, ahli paleontologi di Universitas Zurich di Swiss dan penulis utama studi.
Fosil Tanystropheus sendiri ditemukan di perbatasan antara Swiss dan Italia.
Baca Juga: Artefak Ini Ungkap Populasi Manusia Bertahan dari Letusan Gunung Toba
Ketika ditemukan, para ahli juga menemukan fosil makhluk yang tampak serupa tetapi panjangnya hanya sekitar 1,2 meter, membuat para ahli bertanya-tanya apakah itu versi remaja atau spesies yang berbeda.