Apes! Gegara Jejak Digital, Warganet Ini Ditolak HRD

Senin, 10 Agustus 2020 | 08:30 WIB
Apes! Gegara Jejak Digital, Warganet Ini Ditolak HRD
Ilustrasi pelamar kerja (Unsplash/@benwhitephotography)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan pasti akan melakukan sesi wawancara dengan calon karyawan untuk menyeleksinya. Belakangan, seorang warganet yang tak diketahui identitasnya ditolak mentah-mentah sebuah perusahaan karena jejak digital.

Pasalnya, ia diketahui pernah menuliskan keburukan tentang orang lain di media sosial. Kisah ini dibagikan secara anonim oleh pengguna Twitter yang tak diketahui identitasnya melalui akun Twitter @txtdariibukos pada 7 Agustus.

Pemilik akun mengunggah beberapa gambar tangkapan layar yang memperlihatkan isi pesan langsung di Twitter yang dituliskan oleh pengguna tak dikenal tersebut.

Ia bercerita bagaimana warganet itu ditolak oleh perusahaan karena menuliskan keburukan tentang ayahnya, yang kebetulan bekerja di perusahaan yang sama.

Baca Juga: Tidak Masuk Akal, Melamar di Perusahaan Ini Wajib Punya Pengalaman 75 Tahun

Mulanya, kedua orang tuanya adalah pemilik indekos namun karena sibuk bekerja, keduanya mempekerjakan orang lain sebagai penjaga indekos. Tetapi entah kenapa, penjaga indekos tersebut tampak tidak menyukai kedua orang tuanya meskipun telah diperlakukan dengan baik.

Sampai pada akhirnya, penjaga indekos tersebut mulai menghasut mahasiswa yang tinggal di indekos tersebut dan banyak dari mereka yang menulis keburukan tentang kedua orang tuanya di media sosial. Ia mengaku mengetahuinya karena tak sengaja diberi tahu oleh temannya.

"Jadi ortuku punya kos. Karena sibuk kerja, jadi ngegaji orang buat jaga kos. Entah kenapa si penjaga nggak suka sama ortuku, padahal udah dikasih pekerjaan dan supply beras. Si penjaga juga pengaruhin anak-anak kos buat ikutan benci sama ortuku dan aku. Anak-anak kos suka posting ngata-ngatain ortuku. Aku taunya juga nggak sengaja karena salah satu anak kos itu kakak tingkat aku, jadi ada temenku yang kasih tunjuk tweetnya ke aku," tulisnya.

Ia mengaku, padahal kedua orang tuanya dan warganet tersebut tidak memiliki masalah pribadi, begitu pula dengan para penghuni indekos yang lain. Ia kemudian menunjukkan cuitan tersebut kepada sang ayah.

Tak disangkal, ayahnya pun marah dan berniat mengeluarkan warganet tersebut dari indekos, namun dicegah oleh ibunya yang masih merasa kasihan. Hingga akhirnya, para penghuni indekos bertahan bahkan sampai ada yang menetap hingga wisuda.

Baca Juga: Jejak Digital Pelaku Fetish Jarik di Video Mengurus Jenazah: Mayatnya Bagus

"Tweetnya nggak usah aku publish ya, soalnya masih ada ada bisa dicari. Kasian nanti dia kena bully netijen hehehe. Padahal nggak ada masalah pribadi apa-apa lho sama anak-anak kos. Aku kasih tunjuk tweetnya sama ayahku. Ayahku marah dan pengen mengeluarkan mereka dari kos. Tapi ibuku ngelarang, karena dulu ortu mereka menitipkan anak-anak mereka baik-baik. Mamaku kasian kalau ngusir mereka harus cari kosan lain. Akhirnya mereka bertahan, ada yang sampai lulus, ada yang pindah sebelum lulus. Si penjaga kos juga abis itu resign," lanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI