Suara.com - Samsung Galaxy Note 20 memang baru diluncurkan secara resmi, tetapi seorang analis memprediksi penjualannya akan lebih berat dan rendah dibanding pendahulunya. Hal ini disebabkan persaingan sengit yang terjadi pada paruh kedua tahun ini.
Samsung meluncurkan Galaxy Note 20 secara online dalam Galaxy Unpacked, Rabu (5/8/2020) dengan dua model, yaitu Note dengan layar 6,7 inci yang menawarkan refresh rate 60Hz dan Note Ultra dengan layar tepi melengkung 6,9 inci dengan refresh rate 120Hz.
Di Korea Selatan, seri Galaxy Note 20 dijual mulai dari 1.199 juta won, sementara di Indonesia ditawarkan mulai dari Rp 14,499 juta.
Dari segi harga, jika dibandingkan pendahulunya Samsung Galaxy Note 10, tawaran Galaxy Note 20 lebih rendah.
Baca Juga: Fitur Ini Bikin Samsung Galaxy Note 20 Ultra Turun Kelas
Meskipun memiliki fitur yang mengalami peningkatan dan harga relatif kompetitif, analis memprediksi penjualan seri Note 20 akan mencapai sekitar 8 juta unit di tahun debutnya. Jumlah ini 1 juta unit lebih sedikit daripada seri Note 10.
"Krisis Covid-19 telah meningkatkan volatilitas permintaan dan mendorong penjualan smartphone kelas menengah ke bawah," ujar analis Hi Investment & Securities, Ko Eui-young, melansir laman Antaranews dari Yonhap, Senin (10/8/2020).
Dengan peluncuran iPhone Apple yang mendukung 5G, dia melanjutkan, persaingan di pasar akan semakin ketat.
Menurut lembaga riset pasar Counterpoint Research, Apple mengambil 57 pangsa pasar segmen smartphone premium pada kuartal pertama tahun ini, jauh di atas Samsung yang hanya memiliki 19 persen pangsa pasar.
Hal tersebut berkat peluncuran iPhone SE 2 dengan harga terjangkau.
Baca Juga: Berbentuk Lingkaran, Desain Kamera Huawei Mate 40 Bocor
Akhir September kerap menjadi momen Apple merilis ponsel baru. Tapi, perusahaan pimpinan Tim Cook itu mengumumkan bahwa peluncuran iPhone 12 5G akan ditunda beberapa pekan ke depan.
Samsung juga akan besaing dengan Huawei yang diperkirakan akan merilis seri Mate 40 andalannya pada Oktober mendatang.
Menurut lembaga riset pasar IDC dan Canalys, perusahaan asal China itu mengambil alih Samsung sebagai vendor smartphone terbesar di dunia pada kuatal kedua tahun ini.
Analis juga memperkirakan Samsung akan menghadapi kanbalisasi produk saat ponsel layar lipat Galaxy Fold 2 mulai dijual September mendatang.
"Posisi pasar dari seri Note menjadi agak tidak jelas karena munculnya smartphone yang dapat dilipat. Pasalnya status super high-end akan diserahkan ke smartphone yang dapat dilipat," tukas analis Korea Investment & Securities, Cho Chul-hee.