Suara.com - Sampah luar angkasa berpotensi bertabrakan dan ll bisa saja merusak Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Oleh karena itu, para ilmuwan tengah mencari cara agar bisa melacak keberadaan sampah luar angkasa. Saat ini, kebayakan ilmuwan menembakkan laser ke antariksa adalah salah satu cara untuk puing-puing luar angkasa.
Ketika laser mengenai suatu obyek, ia akan memantul kembali, sehingga para ilmuwan dapat mendeteksi respons itu dan mencatatnya sebagai sampah luar angkasa.
Sayangnya, tingkat akurasi teknik masih rendah dan sulit untuk menentukan lokasi obyek berdasarkan respons laser. Untuk meningkatkan efektivitas metode laser, para ilmuwan kini membekali sinar laser tersebut dengan lensa yang dirancang mampu mendeteksi pantulan sinar matahari dari obyek.
Namun, ini hanya dapat dilakukan selama pagi hari hingga senja, karena instrumen pencitraan bersumber dari cahaya Matahari saja.
Baca Juga: Ilmuwan Sebut Planet Mars Mungkin Tertutup Lapisan Es di Masa Lalu
Makalah yang diterbitkan di Nature Communications, menuliskan bahwa para peneliti menjelaskan bagaimana mereka menemukan metode baru untuk melacak sampah luar angkasa di siang bolong. Mereka membangun sistem pencitraan khusus dengan filter yang memungkinkan melihat bintang di siang hari.
"Obyek puing-puing ruang divisualisasikan dengan latar belakang langit biru dan bias yang dikoreksi secara real-time," tulis para peneliti, sebagaimana dikutip dari New York Post, Minggu (9/8/2020).
Menurut para ilmuwan, jika lokasi sampah luar angkasa sudah diketahui dengan pasti, ini akan memudahkan badan antariksa yang ingin menjelajahi Tata Surya dengan lebih aman, apalagi jika misi melibatkan awak manusia.
Bagian satelit yang tidak berfungsi, bangkai roket rusak, hingga pecahan pesawat antariksa menjadi sampah yang kini berserakan di luar angkasa.
Baca Juga: Ratusan Gajah Mati Massal di Afrika, Misterinya Mulai Terungkap