Suara.com - Para ilmuwan dari National Institute for Research di Amazonia memposting surat terbuka di jurnal Science yang memperingatkan dampak negatif terhadap iklim jika jalan raya di Brasil yang melalui Amazon diaspal.
Dalam surat itu, Lucas Ferrante dan Philip Fearnside menyebut bahwa dimulainya kembali pengaspalan jalan akan menyebabkan pelepasan sejumlah besar karbon dioksida ke atmosfer, yang selanjutnya berkontribusi pada pemanasan global.
Sebelumnya pada 1973, tentara Brasil membangun jalan melalui bagian dari hutan hujan Amazon yang disebut BR-319, kemudian ditinggalkan pada 1988. Para tentara hanya mengaspal sebagian kecil dari jalan raya dan meninggalkan sisa tanah biasa.
Jalan itu membentang dari Porto Velho, sebuah kota di bagian hutan hujan yang telah ditebangi, hingga Manaus yang terletak sangat dalam di bagian Amazon yang masih asli. Jalan raya itu saat ini digunakan oleh petani, peternak, perambah, dan masyarakat adat sekitar.
Baca Juga: Bencana 2019 Terancam Terulang, Kebakaran Hutan Amazon Mengganas
Namun pada Juni lalu, pejabat pemerintah Brasil mengumumkan mereka telah memulai rencana untuk membuka jalan raya lainnya. Dalam surat yang ditulis Ferrante dan Fearnside, keduanya mengatakan bila melakukan hal ini tanpa meninjau dampak lingkungan adalah suatu kesalahan.
Para ilmuwan mencatat bahwa mengaspal jalan raya akan melibatkan penebangan lebih banyak pohon karena jalan raya akan jauh lebih luas daripada jalan tanah sederhana. Keduanya memprediksi 138.000 hektar persegi akan digunduli.
Dilansir dari Phys.org pada Sabtu (8/8/2020), lebih lanjut mencatat penggundulan hutan seperti itu akan menyebabkan pelepasan karbon dioksida dalam jumlah besar ke atmosfer, sehingga lebih sulit bagi Bumi untuk mencegah pemanasan global.
Para penulis juga mencatat pembuatan jalan seperti itu akan menyebabkan lebih banyak deforestasi. Selanjutnya, para ahli menyebut pengaspalan jalan raya pun dapat menjadi contoh awal bagi proyek lain di hutan hujan, seperti membangun bendungan pembangkit listrik tenaga air atau membangun jalan raya baru lainnya.
Kedua ilmuwan menyatakan pengaspalan jalan raya akan memberi sinyal kepada komunitas internasional bahwa Brasil tidak bersedia untuk mematuhi komitmen iklim yang telah dibuat oleh negara terkait perlindungan hutan hujan.
Baca Juga: Presiden Brasil Sembuh dari Covid-19, Kini Gantian Istrinya yang Terinfeksi